Harapan 28 Tahun Perjalanan Bursa Efek Indonesia Jadi Pilar Memajukan Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini merayakan ulang tahun yang ke-28 dalam kontribusi memajukan pasar modal dan perekonomian Indonesia. Selama 28 tahun perjalanannya, BEI telah mencatatkan sejumlah pencapaian yang membanggakan untuk perkembangan Pasar Modal Indonesia.
Sejumlah torehan pun dilakukan BEI, di antaranya diberlakukannya Otomasi Perdagangan dengan Jakarta Automated Trading System (JATS). Kemudian, penerapan Remote Trading di pasar modal berhasil diimplementasikan pada 28 Maret 2002. Selain peluncuran eXtensible Business Reporting Language (XBRL) pada 22 Juni 2015, BEI juga mulai mensosialisasikan Kampanye Yuk Nabung Saham.
( )
Selain itu, pada tahun 2019, BEI telah menambah papan baru perdagangan, yaitu Papan Akselerasi, meluncurkan Indeks IDX Value 30 dan IDX Growth 30, serta merelaksasi ETF.
Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, Yulianto Aji Sadono mengatakan, dalam perayaan hari jadi BEI ke-28 tahun, pihaknya berharap untuk terus berkembang menjadi Bursa yang kompetitif dan mampu bersaing dengan bursa-bursa lain di dunia.
"Dengan harapan ke depannya, BEI juga semakin kuat, kokoh, serta berkelanjutan untuk menjadi pilar kemajuan perekonomian Indonesia," ujar Yulianto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (13/7/2020).
( )
Yulianto menambahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini telah mengalami perubahan sebesar 20,13% pada level 5.031 sampai dengan 10 Juli 2020. Meskipun demikian, aktivitas perdagangan di Bursa terlihat cukup baik tercermin dari rata-rata nilai transaksi di bulan Juni mencapai Rp9 triliun.
Memasuki fase new normal, sampai dengan 10 Juli 2020, rata-rata nilai transaksi harian sampai saat ini sebesar Rp7,65 triliun, dan rata-rata volume transaksi per hari sebesar 7,66 juta saham. "Kemudian, peningkatan dialami oleh frekuensi transaksi harian sebesar 11,23 persen, menempati posisi pertama di ASEAN hingga 521 ribu kali transaksi," kata dia.
Dengan target 46 pencatatan efek baru pada tahun 2020, BEI telah berhasil menorehkan 41 pencatatan efek baru yang terdiri dari 32 pencatatan efek saham, 1 obligasi baru, 7 ETF baru, dan 1 EBA. Data hingga Juni 2020, jumlah investor telah mengalami peningkatan 18% menjadi 2,9 juta investor untuk total investor saham, obligasi, dan reksa dana berdasarkan Single Investor Identification (SID).
( )
Khusus untuk investor saham, peningkatan telah terjadi sebesar 12 persen menjadi 1,2 juta investor saham. "Semua pencapaian ini tentunya merupakan kerja keras seluruh stakeholders yang tetap memberikan kontribusi dalam memajukan Pasar Modal Indonesia," ucapnya.
Selain membukukan berbagai pencapaian, BEI tidak berhenti mengembangkan program-program baru yang berkontribusi terhadap kemajuan Pasar Modal Indonesia. Selain implementasi serangkaian program strategis yang ditargetkan untuk rampung pada tahun ini, BEI masih melakukan pengembangan sistem e-IPO, e-Registration tahap II, peluncuran produk derivatif baru dan structured warrant.
Implementasi Penyelenggara Pasar Alternatif (PPA) melalui peluncuran ETP Tahap II dan inovasi-inovasi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor dan pendalaman di Pasar Modal Indonesia.
Sejumlah torehan pun dilakukan BEI, di antaranya diberlakukannya Otomasi Perdagangan dengan Jakarta Automated Trading System (JATS). Kemudian, penerapan Remote Trading di pasar modal berhasil diimplementasikan pada 28 Maret 2002. Selain peluncuran eXtensible Business Reporting Language (XBRL) pada 22 Juni 2015, BEI juga mulai mensosialisasikan Kampanye Yuk Nabung Saham.
( )
Selain itu, pada tahun 2019, BEI telah menambah papan baru perdagangan, yaitu Papan Akselerasi, meluncurkan Indeks IDX Value 30 dan IDX Growth 30, serta merelaksasi ETF.
Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, Yulianto Aji Sadono mengatakan, dalam perayaan hari jadi BEI ke-28 tahun, pihaknya berharap untuk terus berkembang menjadi Bursa yang kompetitif dan mampu bersaing dengan bursa-bursa lain di dunia.
"Dengan harapan ke depannya, BEI juga semakin kuat, kokoh, serta berkelanjutan untuk menjadi pilar kemajuan perekonomian Indonesia," ujar Yulianto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (13/7/2020).
( )
Yulianto menambahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini telah mengalami perubahan sebesar 20,13% pada level 5.031 sampai dengan 10 Juli 2020. Meskipun demikian, aktivitas perdagangan di Bursa terlihat cukup baik tercermin dari rata-rata nilai transaksi di bulan Juni mencapai Rp9 triliun.
Memasuki fase new normal, sampai dengan 10 Juli 2020, rata-rata nilai transaksi harian sampai saat ini sebesar Rp7,65 triliun, dan rata-rata volume transaksi per hari sebesar 7,66 juta saham. "Kemudian, peningkatan dialami oleh frekuensi transaksi harian sebesar 11,23 persen, menempati posisi pertama di ASEAN hingga 521 ribu kali transaksi," kata dia.
Dengan target 46 pencatatan efek baru pada tahun 2020, BEI telah berhasil menorehkan 41 pencatatan efek baru yang terdiri dari 32 pencatatan efek saham, 1 obligasi baru, 7 ETF baru, dan 1 EBA. Data hingga Juni 2020, jumlah investor telah mengalami peningkatan 18% menjadi 2,9 juta investor untuk total investor saham, obligasi, dan reksa dana berdasarkan Single Investor Identification (SID).
( )
Khusus untuk investor saham, peningkatan telah terjadi sebesar 12 persen menjadi 1,2 juta investor saham. "Semua pencapaian ini tentunya merupakan kerja keras seluruh stakeholders yang tetap memberikan kontribusi dalam memajukan Pasar Modal Indonesia," ucapnya.
Selain membukukan berbagai pencapaian, BEI tidak berhenti mengembangkan program-program baru yang berkontribusi terhadap kemajuan Pasar Modal Indonesia. Selain implementasi serangkaian program strategis yang ditargetkan untuk rampung pada tahun ini, BEI masih melakukan pengembangan sistem e-IPO, e-Registration tahap II, peluncuran produk derivatif baru dan structured warrant.
Implementasi Penyelenggara Pasar Alternatif (PPA) melalui peluncuran ETP Tahap II dan inovasi-inovasi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor dan pendalaman di Pasar Modal Indonesia.
(akr)