Usia Koperasi Nasional 73 Tahun, Kontribusi ke Ekonomi Baru 0,97%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki masih menyayangkan rendahnya partisipasi orang Indonesia dalam berkoperasi. Sejalan dengan itu, kontribusi koperasi terhadap ekonomi nasional pun masih minim.
"Sayangnya, di Indonesia, baru sekitar 8,41% masyarakat yang tergabung dalam koperasi. Sedangkan untuk kontribusi koperasi terhadap perekonomian pada tahun 2019 baru sebesar 0,97%, dan angka tersebut masih relatif rendah bila dibanding dengan rata-rata kontribusi koperasi terhadap ekonomi dunia yaitu sebesar 4,30%," ujar Teten dalam Webinar Nasional Peringatan Hari Koperasi ke-73, di Jakarta, Senin (13/7/2020).
Ia menyebutkan, kondisi ini disebabkan oleh kendala terkait regulasi manajemen dan sumber daya manusia (SDM), juga akses pembiayaan dan pengawasan. Hal-hal ini juga yang mungkin menjadi konsep yang digarap Kemenkop UKM saat ini untuk membangun ekosistem usaha koperasi yang memungkinkan koperasi bisa tumbuh seluas-luasnya.
"Selain sebagai lembaga ekonomi, koperasi Indonesia juga memiliki peran sebagai lembaga sosial, dimana demokratisasi ekonomi dan sebagai lembaga pendidikan yang senantiasa membangun budaya pembelajaran antara anggota melalui praktek bisnis koperasi peran koperasi tersebut kami rasa mutlak perlu dimiliki," papar Teten.
(Baca Juga: Banyak Koperasi Simpan Pinjam Gagal Bayar, Teten: Orang Kapok Berkoperasi)
Dia mengatakan, agar koperasi dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan anggota, dapat dilihat bahwa koperasi secara umum telah memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian Indonesia dimana sebanyak 123.000 unit koperasi mampu mendorong pembentukan 5,54% dari rasio PDB secara nasional.
"Koperasi juga menyerap sebesar 0,45% dari total angkatan kerja di Indonesia dari total jumlah koperasi tersebut saat ini masih didominasi oleh koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam yang mencapai 59,9%, dimana yang terkonsentrasi di Pulau Jawa mencapai 46,5%," ungkap Teten.
Di sisi produktif khususnya sektor pangan, sayangnya baru ada 13.821 unit yang bergerak di sektor pangan atau setara 11,23% total koperasi dengan kontribusi omzet sebesar 7,27% terhadap total omzet koperasi di Indonesia.
"Hal tersebut mengindikasikan bahwa kontribusi positif koperasi di Indonesia masih bisa kita dorong dengan lebih optimal dalam beberapa tahun ke depan melalui pengembangan yang lebih fokus dan terarah," pungkas Teten.
"Sayangnya, di Indonesia, baru sekitar 8,41% masyarakat yang tergabung dalam koperasi. Sedangkan untuk kontribusi koperasi terhadap perekonomian pada tahun 2019 baru sebesar 0,97%, dan angka tersebut masih relatif rendah bila dibanding dengan rata-rata kontribusi koperasi terhadap ekonomi dunia yaitu sebesar 4,30%," ujar Teten dalam Webinar Nasional Peringatan Hari Koperasi ke-73, di Jakarta, Senin (13/7/2020).
Ia menyebutkan, kondisi ini disebabkan oleh kendala terkait regulasi manajemen dan sumber daya manusia (SDM), juga akses pembiayaan dan pengawasan. Hal-hal ini juga yang mungkin menjadi konsep yang digarap Kemenkop UKM saat ini untuk membangun ekosistem usaha koperasi yang memungkinkan koperasi bisa tumbuh seluas-luasnya.
"Selain sebagai lembaga ekonomi, koperasi Indonesia juga memiliki peran sebagai lembaga sosial, dimana demokratisasi ekonomi dan sebagai lembaga pendidikan yang senantiasa membangun budaya pembelajaran antara anggota melalui praktek bisnis koperasi peran koperasi tersebut kami rasa mutlak perlu dimiliki," papar Teten.
(Baca Juga: Banyak Koperasi Simpan Pinjam Gagal Bayar, Teten: Orang Kapok Berkoperasi)
Dia mengatakan, agar koperasi dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan anggota, dapat dilihat bahwa koperasi secara umum telah memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian Indonesia dimana sebanyak 123.000 unit koperasi mampu mendorong pembentukan 5,54% dari rasio PDB secara nasional.
"Koperasi juga menyerap sebesar 0,45% dari total angkatan kerja di Indonesia dari total jumlah koperasi tersebut saat ini masih didominasi oleh koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam yang mencapai 59,9%, dimana yang terkonsentrasi di Pulau Jawa mencapai 46,5%," ungkap Teten.
Di sisi produktif khususnya sektor pangan, sayangnya baru ada 13.821 unit yang bergerak di sektor pangan atau setara 11,23% total koperasi dengan kontribusi omzet sebesar 7,27% terhadap total omzet koperasi di Indonesia.
"Hal tersebut mengindikasikan bahwa kontribusi positif koperasi di Indonesia masih bisa kita dorong dengan lebih optimal dalam beberapa tahun ke depan melalui pengembangan yang lebih fokus dan terarah," pungkas Teten.
(fai)