Targetkan Kenaikan Laba, Lautan Luas Tetap Fokus di Bisnis Utama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun 2023, Indonesia diprediksi menghadapi badai berupa perlambatan ekonomi global . Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan ada pada level cukup tinggi 4,5-5,3% pada 2023 dan 4,7-5,5% pada 2024.
Adapun inflasi akan kian terkendali dan diprakirakan turun dan kembali ke sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024. Dari sektor riil, geliat sektor industri juga masih dapat berlanjut di 2023.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nasional sepanjang tahun 2022 mencapai 5,01% dan pada 2023 ditargetkan sebesar 5,1-5,4%.
Investor Relations Lautan Luas, Eurike Hadijaya mengatakan, terkait proyeksi perekonomian Indonesia ke depan, pihaknya tetap positif. Namun, pada saat bersamaan, dia menyebut tetap waspada dengan gejolak makro.
”Melihat berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah seharusnya pertumbuhan ekonomi masih bisa tetap terjaga positif. Kami meyakini, kinerja Lautan Luas juga akan semakin tumbuh di tahun 2023 ini, seiring dengan berbagai kebijakan strategis yang sedang disiapkan oleh management,” kata Eurike.
Secara umum pertumbuhan pendapatan Lautan Luas ditargetkan mampu mencapai hingga 10%. Industri sektor makanan minuman, air bersih dan personal home care tetap menjadi fokus industry Lautan Luas ke depannya. Sekitar 90% penjualan Lautan Luas adalah untuk pasar Indonesia, dengan sisanya berfokus di kawasan Asia yang masih baik pertumbuhan nya.
“Kami juga tetap menjalankan upaya untuk mempertahankan arus kas yang positif seperti yang telah di capai sebelumnya. Dari segment manufaktur, kami fokus untuk meningkatkan utilisasi produksi untuk mencapai tingkat profitabilitas yang lebih baik. Selain itu, Lautan Luas juga aktif dalam pengembangan produk baru yang dilakukan dengan fokus terarah,” kata Eurike Hadijaya.
Selama tahun 2022 berjalan, kinerja keuangan emiten yang masuk sektor saham basic materials ini tergolong positif. Hingga kuartal III-2022, pendapatan LTLS meningkat 27,06% year on year (YoY) menjadi Rp 6,01 triliun. Di saat yang sama, emiten ini membukukan kenaikan laba bersih 88,68% YoY menjadi Rp 261 miliar.
Adapun inflasi akan kian terkendali dan diprakirakan turun dan kembali ke sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024. Dari sektor riil, geliat sektor industri juga masih dapat berlanjut di 2023.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nasional sepanjang tahun 2022 mencapai 5,01% dan pada 2023 ditargetkan sebesar 5,1-5,4%.
Investor Relations Lautan Luas, Eurike Hadijaya mengatakan, terkait proyeksi perekonomian Indonesia ke depan, pihaknya tetap positif. Namun, pada saat bersamaan, dia menyebut tetap waspada dengan gejolak makro.
”Melihat berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah seharusnya pertumbuhan ekonomi masih bisa tetap terjaga positif. Kami meyakini, kinerja Lautan Luas juga akan semakin tumbuh di tahun 2023 ini, seiring dengan berbagai kebijakan strategis yang sedang disiapkan oleh management,” kata Eurike.
Secara umum pertumbuhan pendapatan Lautan Luas ditargetkan mampu mencapai hingga 10%. Industri sektor makanan minuman, air bersih dan personal home care tetap menjadi fokus industry Lautan Luas ke depannya. Sekitar 90% penjualan Lautan Luas adalah untuk pasar Indonesia, dengan sisanya berfokus di kawasan Asia yang masih baik pertumbuhan nya.
“Kami juga tetap menjalankan upaya untuk mempertahankan arus kas yang positif seperti yang telah di capai sebelumnya. Dari segment manufaktur, kami fokus untuk meningkatkan utilisasi produksi untuk mencapai tingkat profitabilitas yang lebih baik. Selain itu, Lautan Luas juga aktif dalam pengembangan produk baru yang dilakukan dengan fokus terarah,” kata Eurike Hadijaya.
Selama tahun 2022 berjalan, kinerja keuangan emiten yang masuk sektor saham basic materials ini tergolong positif. Hingga kuartal III-2022, pendapatan LTLS meningkat 27,06% year on year (YoY) menjadi Rp 6,01 triliun. Di saat yang sama, emiten ini membukukan kenaikan laba bersih 88,68% YoY menjadi Rp 261 miliar.