Minyak Rusia Dihantam Embargo dan Batas Harga, Moskow Rugi Rp 2,5 Triliun Setiap Hari
loading...
A
A
A
Di sisi lain analis energi cenderung skeptis tentang dampak batas harga pada minyak Rusia, terutama karena Moskow telah mampu mengalihkan sebagian besar pengiriman lintas laut dari Eropa ke negara-negara seperti China, India dan Turki.
Rusia membalas sanksi Barat pada akhir bulan lalu dengan melarang penjualan minyak ke negara-negara yang mematuhi pembatasan harga.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov sebelumnya mengatakan, batas harga Barat pada minyak Rusia tidak akan memengaruhi kemampuannya untuk mempertahankan apa yang digambarkannya sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina. Peskov juga memperingatkan, sanksi Barat itu akan mengacaukan pasar energi global, seperti dilansir Reuters.
Sementara itu seorang juru bicara Kementerian Keuangan Rusia belum mengomentari temuan dalam laporan tersebut.
Ketahanan Finansial
Penasihat ekonomi Presiden Ukraina, Oleg Ustenko mengatakan, Rusia yang kehilangan pendapatan dari ekspor bahan bakar fosil sebagai akibat dari kebijakan Barat menjadi kabar yang sangat baik. Namun ditekankan olehnya hal itu belum cukup.
Ustenko menggemakan seruan Presiden Ukraina, Zelenskyy terkait batas harga agar menyentuh level yang jauh lebih rendah. Hal itu disampaikan pada sebuah pengarahan bahwa setiap eskalasi sanksi ekonomi terhadap Kremlin, bahwa batas harga minyak Rusia diminta turun ke kisaran USD 20 hingga USD 30 per barel.
"Tidak ada alasan untuk menunggu dan melihat, ini sudah jelas," kata Ustenko.
Laporan CREA juga menemukan bahwa beragam kebijakan Barat menyebabkan penurunan volume pengiriman dan harga minyak Rusia. Disebutkan juga Rusia sendiri masih menghasilkan sekitar 640 juta euro per hari dari mengekspor bahan bakar fosil, kata laporan itu.
"Bulan pertama embargo membuktikan apa yang telah kami katakan sejak awal invasi: pendapatan dari ekspor bahan bakar fosil adalah garis finansial untuk perang Putin," kata Svitlana Romanko, pendiri dan direktur kelompok hak asasi manusia Ukraina Razom We Stand (Together We Stand).
Rusia membalas sanksi Barat pada akhir bulan lalu dengan melarang penjualan minyak ke negara-negara yang mematuhi pembatasan harga.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov sebelumnya mengatakan, batas harga Barat pada minyak Rusia tidak akan memengaruhi kemampuannya untuk mempertahankan apa yang digambarkannya sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina. Peskov juga memperingatkan, sanksi Barat itu akan mengacaukan pasar energi global, seperti dilansir Reuters.
Sementara itu seorang juru bicara Kementerian Keuangan Rusia belum mengomentari temuan dalam laporan tersebut.
Ketahanan Finansial
Penasihat ekonomi Presiden Ukraina, Oleg Ustenko mengatakan, Rusia yang kehilangan pendapatan dari ekspor bahan bakar fosil sebagai akibat dari kebijakan Barat menjadi kabar yang sangat baik. Namun ditekankan olehnya hal itu belum cukup.
Ustenko menggemakan seruan Presiden Ukraina, Zelenskyy terkait batas harga agar menyentuh level yang jauh lebih rendah. Hal itu disampaikan pada sebuah pengarahan bahwa setiap eskalasi sanksi ekonomi terhadap Kremlin, bahwa batas harga minyak Rusia diminta turun ke kisaran USD 20 hingga USD 30 per barel.
"Tidak ada alasan untuk menunggu dan melihat, ini sudah jelas," kata Ustenko.
Laporan CREA juga menemukan bahwa beragam kebijakan Barat menyebabkan penurunan volume pengiriman dan harga minyak Rusia. Disebutkan juga Rusia sendiri masih menghasilkan sekitar 640 juta euro per hari dari mengekspor bahan bakar fosil, kata laporan itu.
"Bulan pertama embargo membuktikan apa yang telah kami katakan sejak awal invasi: pendapatan dari ekspor bahan bakar fosil adalah garis finansial untuk perang Putin," kata Svitlana Romanko, pendiri dan direktur kelompok hak asasi manusia Ukraina Razom We Stand (Together We Stand).