Ada KEK Kesehatan di Bali, Kantong Negara Bakal Tambah Tebal Rp19,6 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur, Bali, diproyeksikan menyedot 43.000 tenaga kerja baru. Bahkan, menambah devisa negara hingga USD1,28 miliar atau setara Rp19,6 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, selama ini Indonesia kehilangan Rp97,5 triliun per tahun lantaran 2 juta masyarakat Indonesia memilih berobat ke Singapura dan Malaysia.
"Selama ini kita kehilangan hingga Rp97,5 triliun setiap tahun dari 2 juta penduduk Indonesia yang berwisata medis ke Singapura dan Malaysia," ujarnya, dikutip Selasa (17/1/2023).
Menurut dia, pengembangan KEK Kesehatan diperkirakan mampu menyerap 4-8% masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Pada 2030 jumlah pasien yang berobat di KEK Sanur diperkirakan mencapai 123.000 - 240.000 orang.
Lalu, pada 2045 diharapkan penghematan devisa negara sebesar Rp86 triliun. KEK Kesehatan juga ditargetkan beroperasi penuh pada 2024. Adapun total investasi untuk membangun KEK tersebut mencapai Rp10,2 triliun.
Erick meyakini pengembangan KEK Kesehatan akan menata ulang struktur ekonomi agar pariwisata di Pulau Dewata bukan lagi mass tourism tapi bergeser kepada quality tourism.
"Ini bisa meningkatkan length of stay dan spending wisatawan di Bali. Ini punya dampak ekonomi luas bagi masyarakat lokal," katanya.
Sebagai informasi, di kawasan seluas 41,26 hektare itu akan didirikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit dan klinik bertaraf internasional bekerja sama dengan rumah sakit terbesar di Amerika Serikat, Mayo Clinic.
Selain itu juga revitalisasi Hotel Bali Beach atau Grand Inna Bali Beach (GIBB), convention center, ethnomedicinal botanic garden, dan commercial center untuk menampung UMKM.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, selama ini Indonesia kehilangan Rp97,5 triliun per tahun lantaran 2 juta masyarakat Indonesia memilih berobat ke Singapura dan Malaysia.
"Selama ini kita kehilangan hingga Rp97,5 triliun setiap tahun dari 2 juta penduduk Indonesia yang berwisata medis ke Singapura dan Malaysia," ujarnya, dikutip Selasa (17/1/2023).
Menurut dia, pengembangan KEK Kesehatan diperkirakan mampu menyerap 4-8% masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Pada 2030 jumlah pasien yang berobat di KEK Sanur diperkirakan mencapai 123.000 - 240.000 orang.
Lalu, pada 2045 diharapkan penghematan devisa negara sebesar Rp86 triliun. KEK Kesehatan juga ditargetkan beroperasi penuh pada 2024. Adapun total investasi untuk membangun KEK tersebut mencapai Rp10,2 triliun.
Erick meyakini pengembangan KEK Kesehatan akan menata ulang struktur ekonomi agar pariwisata di Pulau Dewata bukan lagi mass tourism tapi bergeser kepada quality tourism.
"Ini bisa meningkatkan length of stay dan spending wisatawan di Bali. Ini punya dampak ekonomi luas bagi masyarakat lokal," katanya.
Sebagai informasi, di kawasan seluas 41,26 hektare itu akan didirikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit dan klinik bertaraf internasional bekerja sama dengan rumah sakit terbesar di Amerika Serikat, Mayo Clinic.
Selain itu juga revitalisasi Hotel Bali Beach atau Grand Inna Bali Beach (GIBB), convention center, ethnomedicinal botanic garden, dan commercial center untuk menampung UMKM.
(ind)