Akui Ekonomi Sulit, OJK Belum Revisi Target Kredit

Jum'at, 07 Agustus 2015 - 20:14 WIB
Akui Ekonomi Sulit, OJK Belum Revisi Target Kredit
Akui Ekonomi Sulit, OJK Belum Revisi Target Kredit
A A A
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad menilai tahun ini akan sulit bagi perekonomian nasional setelah melihat pertumbuhan PDB pada kuartal II 2015 melambat. Meski demikian, target kredit perbankan belum akan direvisi.

Dia melihat Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015 masih ideal di kisaran 13-14%. OJK akan fokus dalam memberikan kelonggaran agar bank dapat menggenjot ekspansi kreditnya hingga akhir tahun.

"Saya masih melihat kredit dapat tumbuh hingga 14% sesuai RBB yang dimasukkan. Memang tidak akan mudah. Kita tahu akan terjadi penurunan dan sudah direspon dengan paket kebijakan agar ruang gerak bisnis kredit lebih besar. Namun, semua tergantung pergerakan di sektor riil yang tidak dapat menyerap," ujar Muliaman di Jakarta, Jumat (7/8/2015).

Dia menekankan kondisi yang sulit ini tergantung sektor riil yang seharusnya melakukan ekspansi dan membutuhkan kredit. Sehingga meskipun pihak otoritas telah mengeluarkan kelonggaran tetap saja tidak akan mudah bagi bank menggenjot laba.

"Likuiditas perbankan kita kelebihan duit namun karena kondisi sulit membuat laba mereka terpukul. Kalau semua pihak termasuk Bank Indonesia optimistis maka diharapkan tercipta pertumbuhan ekonomi di kuartal berikutnya," katanya. (Baca: Ekonomi RI Kuartal II Hanya Tumbuh 4,67%)

Ekonom BNI Ryan Kiryanto menilai BI sudah tepat menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini bukan ke 5,4% (batas atas), tapi ke 5,0% (batas bawah). Jadi, ini lebih realistis dalam mengarahkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 di kisaran 5,0%. Tidak seperti target pemerintah yang kurang realistis di kisaran 5,2-5,5%. Realisasi pertumbuhan ekonomi semester pertama yang hanya 4,7%, maka berat bagi pemerintah untuk bisa mencapai pertumbuhan tahunan 5,2-5,5%.

"Jadi sebaiknya pemerintah juga lebih realistis, jika proyeksi pertumbuhan 2015 hanya berkisar 4,8-5,1% saja. Di dua kuartal terakhir ini paling kuat hanya tumbuh 4,8-4,9% saja," ujar Ryan.

Sementara ekonom UI Lana Soelistianingsih memprediksi pertumbuhan ekonomi atau PDB pada kuartal tiga 2015 masih akan terjadi koreksi. Walaupun tidak terlalu besar atau hanya sebesar 4,58%.

Dia berharap tingkat inflasi nasional dapat secepatnya turun sehingga daya beli masyarakat menjadi lebih baik. Meskipun secara nominal tidak ada pertambahan pendapatan.

"Saya baru koreksi target ke 4,72% untuk full year 2015. Rasanya kalau 5,4% hingga akhir tahun akan sulit sekali. Peningkatan daya beli masih menunggu perbaikan inflasi karena sulit untuk menambah pendapatan masyarakat. Sepertinya daya beli di kuartal empat dapat lebih baik karena inflasi diprediksi membaik. Hanya itu harapannya karena sektor swasta tidak bisa diharapkan," tandasnya.

Baca juga:

Ekonomi Melemah, Pengusaha Mamin Ancang-ancang PHK

Pengusaha Mebel Terpukul Pelemahan Ekonomi

Sektor Properti Tertampar Melambatnya Ekonomi
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5830 seconds (0.1#10.140)