Hipmi Dukung Pengusaha Muda Bangun Ekonomi Berkelanjutan

Selasa, 06 Oktober 2015 - 23:01 WIB
Hipmi Dukung Pengusaha Muda Bangun Ekonomi Berkelanjutan
Hipmi Dukung Pengusaha Muda Bangun Ekonomi Berkelanjutan
A A A
JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mengemukakan dalam menjaga fundamental ekonomi nasional dibutuhkan sistem perekonomian berkelanjutan. Untuk itu mereka mendorong pengusaha muda membangun ekonomi yang berorientasi masa depan, seperti sumber energi bersih.

Di era 80-an, fundamental ekonomi begitu bergantung terhadap boom minyak. Di era 90-an fundamental ekonomi bergeser terhadap manufaktur dan perkayuan. Kemudian, di era tahun 2000-an keberuntungan Indonesia berlanjut ke penjualan komoditas, sawit, karet, dan pertambangan.

Namun, dalam beberapa waktu belakangan harga komoditas mengalami penurunan signifikan, minyak sudah menipis dan industri andalan pun mulai berkurang. Di mana harga komoditas jatuh di titik terendah. Hal ini menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia yang tengah lesu, serta tekanan ekonomi global.

"Hipmi sebagai pengusaha pejuang, pejuang pengusaha yang cinta Tanah Air, harus memimpin reorientasi arah ekonomi Indonesia dan menciptakan sumber pendapatan ekonomi baru yang lebih berkelanjutan ke depan," ujar Ketua Umum Hipmi BPC Jakarta Pusat, M Aaron Annar Sampetoding dalam siaran persnya, Selasa (6/10/2015).

Dia menyebutkan Indonesia adalah negara yang mempunyai segalanya, dengan tanah yang subur dan iklim tropis. Indonesia juga memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar di antaranya, mini/micro hydro, biomass, energi surya, energi angin dan energi nuklir.

"Dengan bekal pemberian Tuhan yang begitu berlimpah, dengan tanah yang subur dan alam yang mendukung sebagai keunggulan komparatif dibadingkan ekonomi lain, Indonesia sudah selayaknya berdaulat di sektor energi maupun pangan," jelasnya.

Aaron menerangkan, saat ini pengembangan EBT mengacu kepada Perpres No 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada 2025 adalah sebesar 17%. Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai tahun 2025 diproyeksikan sebesar USD13,197 juta.

Melihat angka bauran 17-25% dan terus meningkat, diharapkan Indonesia akan melepas ketergantungan bauran energinya dari fossil fuel dan mungkin batu bara ke depan, karena komoditas tersebut dapat habis dan mempunyai dampak lingkungan besar, yaitu efek rumah kaca dan emisi karbon.

Menurut Aaron, Hipmi sebagai pengusaha muda yang berwawasan kebangsaan sudah saatnya mengambil peran yang lebih besar dalam peningkatan penggunaan energi bersih di Indonesia. Selain mendukung program elektrifikasi pemerintah 35.000 MW, Hipmi diharapkan menjadi katalis pertumbuhan energi bersih yang ramah lingkungan.

"Tentunya diharapkan kecukupan elektrifikasi nasional akan memberikan efek multiplier terhadap ekonomi nasional, pertumbuhan industrilisasi dan ketahanan ekonomi nasional dalam jangka panjang,” tandasnya.

Dalam mendukung program pemerintah meningkatkan rasio bauran energi menggunakan energi terbarukan, Hipmi BPC Jakarta Pusat telah menyelenggarakan Jakarta Green Energy Initiatives - Talkshow Mega Proyek 35.000 MW, "Peran Pengusaha Muda untuk Energi Bersih Indonesia" di Ballroom 1, Ritz Carlton, Pacific Place, SCBD, Jakarta, pada 30 September 2015 .

Baca: Hipmi Dorong Pengusaha Muda Bangun Energi Listrik Terbarukan
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6065 seconds (0.1#10.140)