Tekan Harga, Kemendag Impor 27.400 Ton Daging Sapi

Selasa, 31 Mei 2016 - 19:19 WIB
Tekan Harga, Kemendag Impor 27.400 Ton Daging Sapi
Tekan Harga, Kemendag Impor 27.400 Ton Daging Sapi
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) akhirnya buka-bukaan terkait rencana mengimpor komoditas daging sapi demi menekan harga daging sapi jelang Ramadhan dan Idul Fitri. Sebanyak 27.400 ton daging sapi segar akan masuk ke Tanah Air guna menstabilkan harga di tingkat pedagang.

‎Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong mengatakan, langkah importasi ini ditempuh untuk merealisasikan keinginan Presiden Joko Widodo menurunkan harga sampai Rp80.000 per kilogram (kg). Saat ini, harga daging sapi di level pedagang sekitar Rp120.000-Rp140.000 per kg.

"Sesuai arahan Presiden, target pemerintah menurunkan harga sampai 80 ribu rupiah per kg. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan melakukan penambahan pasok daging dengan importasi daging sapi," katanya di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (31/5/2016).

Dia menyebut, dari total daging sapi yang diimpor tersebut sebanyak 10.000 ton ditugaskan kepada Perum Bulog, 5.000 ton kepada PT Berdikari (Persero), dan 500 ton kerja sama dengan BUMD milik Pemprov DKI Jakarta, yaitu PT Darmajaya.

"Dan masih ada impor dari swasta yang kami perkirakan akan menambah lagi sekitar 20.000 ton," imbuh dia.

Dari total 27.400 ton daging sapi impor, tambah Lembong, setidaknya 1.800 ton sudah sampai di Tanah Air dan telah mulai diedarkan ke masyarakat. Adapun asal daging sapi impor tersebut adalah Australia dan Selandia Baru.

(Baca: Pemerintah Buka Keran Impor Gula Mentah 381 Ribu Ton)

"Tadi Menteri BUMN minta saya sampaikan sudah ada 1.800 ton yang sudah sampai dan sekarang sudah dikemas dan mulai diecer," tuturnya.

Lembong menambahkan, importasi ini akan terus dilakukan secara bertahap dari dua atau tiga negara utama. Pemerintah saat ini tengah mencari negara lainnya untuk menjajaki kemungkinan impor daging sapi sehingga ada diversifikasi pemasok.

"‎Kami menginginkan suasana pasar yang sekompetitif mungkin dengan diversifikasi pemasok sejauh mungkin. Meskipun tentunya mengingat waktu tidak banyak. Jadi kami mengimbangi pemasok dan multi pemasok dan waktu yang cuma tinggal sedikit," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8971 seconds (0.1#10.140)