Penerbitan Obligasi Korporasi di Indonesia Ketinggalan Jauh

Jum'at, 30 September 2016 - 23:06 WIB
Penerbitan Obligasi Korporasi di Indonesia Ketinggalan Jauh
Penerbitan Obligasi Korporasi di Indonesia Ketinggalan Jauh
A A A
DENPASAR - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengemukakan, persentase penerbitan obligasi korporasi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Sayangnya, jumlah penerbitan obligasi korporasi di Tanah Air masih jauh tertinggal dibanding negara lain.

Direktur Utama Pefindo Salyadi Putra mengatakan, di negara lain obligasi korporasi sudah sangat berkembang dan tidak kalah dengan persentase kredit perbankan. Misalnya Malaysia, yang saat ini rasio obligasi korporasi terhadap utang bank sudah mencapai 47,5%.

"Malaysia itu 47,5% obligasi korporasi dibanding outstanding kredit perbankan. Di sana obligasi korporasi sudah menjadi pesaing untuk perbankan," katanya dalam Workshop Wartawan Pasar Modal di Bali, Jumat (30/9/2016).

Dia menilai, rendahnya rasio penerbitan obligasi korporasi menjadi salah satu pemicu perbankan enggan menurunkan tingkat suku bunga pinjamannya. Sebab, perbankan merasa tidak memiliki saingan dalam hal pemberian kredit.

"‎Kalau si emiten punya pilihan lebih dengan penerbitan obligasi, dia bisa nego ke banknya. Kalau bunga enggak mau turun, maka dia akan ke obligasi. Ini tantangan kita supaya obligasi bisa bersaing dengan perbankan, sehingga perbankan tidak seenaknya menentukan suku bunga," imbuh dia.

Salyadi menambahkan, selama ini penerbitan obligasi korporasi di Indonesia juga masih didominasi oleh sektor perbankan dan pembiayaan. Sementara yang berhubungan dengan sektor riil masih sangat kecil.

"Ini tantangan buat kita. Pefindo happy dengan perkembangan penerbitan obligasi tahun ini, tapi masih banyak lagi sebenarnya yang bisa kita gali," tandasnya.

Sekadar informasi, berikut rasio obligasi korporasi terhadap utang bank di beberapa negara di antaranya Singapura 78%, ‎Malaysia 47,5%, India 27,8%, China 26,2%, Brazil 23,6%, Filipina 18,4%, Thailand 14,2%, Rusia 13,6%, dan Indonesia 7,5%.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6639 seconds (0.1#10.140)