Harga Cabai di Daerah Ini Tembus Rp110 Ribu/kg

Senin, 14 November 2016 - 14:48 WIB
Harga Cabai di Daerah Ini Tembus Rp110 Ribu/kg
Harga Cabai di Daerah Ini Tembus Rp110 Ribu/kg
A A A
MERANGIN - Harga cabai pada sejumlah daerah belakangan semakin meroket tajam, bahkan di Kabupaten Merangin, Jambi hingga tembus mencapai Rp100.000 hingga Rp110 ribu per kilogram (kg). Kurangnya pasokan cabai dari petani ke pasar disebut menjadi penyebab meroketnya harga.

Kondisi tersebut tidak hanya membuat ibu rumah tangga harus merogoh kocek lebih dalam, tapi juga menggerus keuntungan para pedagang. "Baru kali ini beli cabe Rp100 ribu/kg. Biasanya paling mahal Rp60 atau Rp80 ribu. Karena itu terpaksa beli cabenya sedikit," ujar Siska Ibu rumah tangga dikota Bangko, Senin (14/11/2016).

Sementara itu Sunardi, salah seorang pedagang mengatakan pasokkan cabai ke pasar sangat sedikit. Hal itulah yang membuat harga melonjak tinggi. "Pasokannya sedikit, jika ada itu harus berebut dengan pedagang lainnya. Sejak sebulan ini pasokan cabe makin berkurang. Harga eceran ada juga yang jual lebih dari 100 ribu, ada yang Rp110 ribu perkilo," paparnya.

(Baca Juga: Ini Penyebab Harga Cabai Meroket Tembus Rp80 Ribu/Kg)

Di sisi lain sebelumnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim stok cabai di sentra produksi cukup. Namun mereka beralasan, curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan para petani urung memanen.

"Yang naik di atas 2% itu produk cabai merah. Bahkan di daerah tertentu naik cukup drastis. Dan setelah kita konfirmasi ke Kementan, itu bukan tidak ada stoknya. Stok banyak, tapi tidak berani dipanen karena cuaca," jelas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan beberapa waktu lalu di Jakarta.

Dia menjelaskan, para petani lebih memilih untuk membiarkan cabai tersebut tetap di pohon agar tidak busuk. Sebab, jika dipanen sekarang sementara curah hujan tinggi maka cabai tersebut kualitasnya akan jelek dan busuk. "Jadi, kalau dipanen malah busuk, jadi petani malah enggak mau panen, dibiarkan saja cabai itu di pohon supaya enggak busuk," imbuh dia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4792 seconds (0.1#10.140)