Fitra: Tidak Efektif Dirjen Pajak Berusia Tua

Sabtu, 29 November 2014 - 13:36 WIB
Fitra: Tidak Efektif Dirjen Pajak Berusia Tua
Fitra: Tidak Efektif Dirjen Pajak Berusia Tua
A A A
JAKARTA - Pengamat Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Ucok Sky Khadafi menilai tidak efektif jika dirjen pajak yang terpilih dalam proses lelang jabatan Kemenkeu adalah orang yang sudah memiliki masa pensiun dekat.

Seperti diketahui, dalam Pengumuman Peserta Lelang Dirjen Pajak, terdapat beberapa calon yang memiliki tanggal lahir di 1957 dan 1958. Di mana, saat ini usia mereka sudah 57 tahun. Artinya jika terpilih menjadi Dirjen, maka kerja mereka hanya berlangsung selama tiga tahun.

"Apa yang bisa dilakukan dengan masa kerja tiga tahun. Saya yakin tidak bisa melakukan apa-apa," ujar dia dalam rilisnya, Sabtu (29/11/2014).

Menurutnya, jika yang terpilih adalah orang yang masa pensiunnya sudah dekat, maka hanya akan mencari aman dan kemapanan saat dia pensiun nanti.

"Artinya hanya menambah kekayaan mereka saat mereka pensiun nanti," jelasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, publik jangan terlalu banyak berharap besar dengan kapasitas yang akan dipilih oleh tim seleksi.

Sebab, dia menilai nantinya orang yang dipilih pastinya orang yang dekat dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

"Saya yakin Pansel menilai bukan dari kapasitas si calon. Tapi dari kedekatan," ucapnya.

Sementara, terkait beberapa nama peserta lelang yang sempat terkait kasus saat menangani pajak milik Bakrie Grup, Ucok dengan tegas mengatakan bahwa nama-nama tersebut harus dicoret dari peserta lelang.

"Siapapun yang terkait kasus harus dibuang. Sebab itu sangat berbahaya karena calon tersebut tidak memiliki integritas," jelas dia.

‪Sementara, Wakil Menteri Keunangan yang juga sebagai Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Mardiasmo menyebut, pihaknya tidak mempermasalahkan jika pada nantinya yang terpilih memiliki usia yang mendekati 58 tahun.

"Kan sudah ada dua peserta yang usianya sudah 58 tahun, itu kan sudah didiskualifikasi," ujarnya.‬

Terkait rekam jejak pejabat baru eselon II yang mencalonkan diri menjadi peserta, Mardiasmo tidak mempermasalahkannya. Karena yang dilihat Tim Pansel adalah kinerja.

"Bukan direkomendasikan dari pansel, kalau punya pengalaman bagus, misalnya kerja di kanwil, terus kita cuma tanya aja, kenapa enggak daftar. Semua peserta yang kredibel itu harus daftar. Budaya malu ini harus kita dorong, kita sodorkan supaya fight. Kita ingin kompetisis sehat," tutur Mardiasmo.

Hal ini pun dipertegas oleh Anggota Eksternal Pansel, Priyono yang membantah jika ada peserta rekemondasi dari tim pansel.‬

"Bukan direkomendasi, tapi kita diundang. Kan beda. Ini sesuai pengalaman saya pas jadi tim seleksi rektor UI. Memang kita undang, enggak ada kata-kata rekomendasi. Toh yang ini pun belum tentu lolos, kan harus ikut tahapan tahapan yang lain," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5394 seconds (0.1#10.140)