Kondisi Perdagangan RI-Australia Cenderung Variatif

Senin, 16 Maret 2015 - 17:22 WIB
Kondisi Perdagangan RI-Australia Cenderung Variatif
Kondisi Perdagangan RI-Australia Cenderung Variatif
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, meski hubungan bilateral antara Indonesia dengan Australia yang memanas lantaran polemik eksekusi dua 'Bali Nine, namun pengaruhnya sedikit pada kerja sama perdagangan kedua negara tersebut. Kondisi perdagangan kedua negara cenderung bervariatif.

Kepala BPS Suryamin mengungkapkan, impor gandum dari Australia pada Februari 2015 mengalami kenaikan sebesar 17,3% dibanding bulan yang sama 2014.

"Pada Februari 2014, impor dari Australia USD84,66 juta, Februari naik menjadi USD99,31 juta. Total naik 17,3%," ujar dia di kantornya, Jakarta, Senin (16/3/2015).

Sementara, untuk impor sapi maupun daging sapi Australia mengalami penurunan. "Sapi, impornya pada Februari 2014 turun 28,88%, dibanding Februari 2015. Sedangkan impor sapi Februari 2014 sebesar USD52,54 juta, sedangkan di Februari 2015 sebesar USD37,3 juta," paparnya.

Selain itu, impor berbagai komoditi seperti susu, mentega dan telur dari Australia mengalami peningkatan. "Untuk susu, mentega, telur di Februari 2014 impornya mencapai USD15,6 juta, itu naik pada Februari 2015 menjadi USD20,6 juta. Jadi naik 31,77%," jelas dia.

Namun, bahan mineral menjadi komoditi yang mengalami penurunan importasi dari Australia. "Bahan bakar mineral, Februari 2014 kita impornya sebesar USD33,3 juta, sedangkan di Februari 2015 turun menjadi USD31,8 juta, turun 4,81%," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, pasca memanasnya hubungan bilateral antara Australia dengan Indonesia, Kementerian Perdagangan (Kemendag) sempat melayangkan ancaman bakal menutup keran importasi dari negeri Kangguru tersebut.

Kemarahan Pemerintah Indonesia disebabkan statement Perdana Menteri Australia Tony Abbot yang meminta Indonesia mengingat bantuan tsunami Aceh yang sempat diberikan, sehingga mampu menjadi pertimbangan terkait duo 'Bali Nine' yang terancam akan dieksekusi mati karena kasus kepemilikan narkotika.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8140 seconds (0.1#10.140)