Bubarkan Petral, Pertamina Amankan Aset Rp26 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Direktur Keuangan PT Pertamina Arif Budiman mengungkapkan, pembubaran Pertamina Energy Trading Limited (Petral) maka perseroan bakal mengamankan asetnya sebesar USD2 miliar atau sekitar Rp26,36 triliun (kurs Rp13.180/USD).
Dia mengatakan, saat ini perseroan telah memulai menghentikan kegiatan Petral sebagai anak usaha dengan memulai proses likuidasi. "Total aset sekitar USD2 miliar (Petral, PES, dan Zambesi). Itu piutang dagang, yang sebetulnya aset Pertamina juga," ucapnya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (13/5/2015).
Arif menuturkan, sebesar USD2 miliar merupakan piutang dagang yang pada dasarnya milik induk usaha. Untuk aset yang dimiliki Petral sendiri terdapat USD300 juta yang merupakan kas equivalen, dan kapal yang berada di Zambesi senilai USD13 juta. "Jadi kalau ditotal asetnya USD2 miliar," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Pertamina akhirnya memutuskan mulai hari ini resmi membubarkan dan melikuidasi anak usahanya yang bermarkas di Singapura, Petral Group.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menuturkan, pihaknya telah melapor ke pemegang saham dan pemerintah mengenai hasil kajian tentang keberadaan Petral, setelah Januari 2015 perseroan melakukan revitalisasi untuk pengadaan minyak ke Integrated Supply Chain (ISC).
"Dalam tiga bulan beroperasi, kita melihat dampak positifnya sesuai arahan pemerintah untuk melakukan kajian terhadap Petral. Kami melihat peran Petral sudah tidak signifikan dalam proses bisnis di Pertamina, akhirnya Pertamina memutuskan untuk penghentian kegiatan Petral," jelasnya.
(Baca: Pertamina Resmi Bubarkan Petral)
Dia mengatakan, saat ini perseroan telah memulai menghentikan kegiatan Petral sebagai anak usaha dengan memulai proses likuidasi. "Total aset sekitar USD2 miliar (Petral, PES, dan Zambesi). Itu piutang dagang, yang sebetulnya aset Pertamina juga," ucapnya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (13/5/2015).
Arif menuturkan, sebesar USD2 miliar merupakan piutang dagang yang pada dasarnya milik induk usaha. Untuk aset yang dimiliki Petral sendiri terdapat USD300 juta yang merupakan kas equivalen, dan kapal yang berada di Zambesi senilai USD13 juta. "Jadi kalau ditotal asetnya USD2 miliar," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Pertamina akhirnya memutuskan mulai hari ini resmi membubarkan dan melikuidasi anak usahanya yang bermarkas di Singapura, Petral Group.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menuturkan, pihaknya telah melapor ke pemegang saham dan pemerintah mengenai hasil kajian tentang keberadaan Petral, setelah Januari 2015 perseroan melakukan revitalisasi untuk pengadaan minyak ke Integrated Supply Chain (ISC).
"Dalam tiga bulan beroperasi, kita melihat dampak positifnya sesuai arahan pemerintah untuk melakukan kajian terhadap Petral. Kami melihat peran Petral sudah tidak signifikan dalam proses bisnis di Pertamina, akhirnya Pertamina memutuskan untuk penghentian kegiatan Petral," jelasnya.
(Baca: Pertamina Resmi Bubarkan Petral)
(izz)