Target Pertumbuhan Ekonomi Nepal Sulit Tercapai

Senin, 18 Mei 2015 - 17:23 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi...
Target Pertumbuhan Ekonomi Nepal Sulit Tercapai
A A A
KATHMANDU - Pemerintah Nepal mengisyaratkan bahwa target pertumbuhan ekonomi sulit tercapai karena hampir semua fundamental ekonomi utama di negara itu babak belur oleh gempa.

Ekonomi Nepal diperkirakan akan menghadapi kemunduran serius karena gempa 7,9 skala richter yang menggoncang negara itu pada 25 April 2015 telah menewaskan hampir 8.500 jiwa.

"Masih terlalu dini untuk menghitung kerusakan yang tepat dan dampak gempa bumi terhadap perekonomian. Namun, target pertumbuhan ekonomi yang kita tetapkan sebelumnya akan sulit untuk dicapai. Pertumbuhan ekonomi akan jatuh dari tingkat yang diproyeksikan," kata Sekretaris Kementerian Keuangan Nepal Baikuntha Aryal kepada koran lokal Republica, seperti dilansir dari Xinhua, Senin (18/5/2015).

Nepal sebelumnya memasang target pertumbuhan ekonomi tahun fiskal 2014/2015 sebesar 4,5%. Namun, pascagempa, Bank Pembangunan Asia (ADB) langsung merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi negara itu menjadi 4,2% dari proyeksi sebelumnya 4,6%.

"Sektor jasa termasuk pariwisata dan perhotelan mendapat dampak signifikan dari gempa. Tidak ada kehidupan pada kegiatan sektor jasa sampai hari ini. Sulit untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dalam sisa dua bulan," ujarnya.

Selain itu, inflasi diperkirakan akan melampaui target pemerintah. Dalam proyeksi pertumbuhan tahun fiskal 2014/2015, pemerintah menetapkan target inflasi di bawah 8%.

Namun, Kementerian Keuangan Nepal memperkirakan, gempa dan arus uang serta kendala penawaran cenderung mendorong inflasi di atas 8%.

Defisit perdagangan, yang sudah sangat tinggi juga akan melebar pada tahun fiskal ini karena produksi pertanian dan manufaktur diperkirakan anjlok akibat gempa.

Laporan tersebut menyebutkan, perlambatan industri manufaktur, dan hilangnya ternak maupun kerusakan lahan subur cenderung memukul impor dan ekspor, sehingga menyebabkan melebarnya defisit perdagangan. Akibatnya, pemerintah Nepal menyatakan bahwa pendapatan akan menurun pada tahun fiskal ini.
(rna)
Berita Terkait
5 Strategi Pemulihan...
5 Strategi Pemulihan Ekonomi ASEAN dari Dampak Covid-19
Ekonomi Asia Mulai Bangkit,...
Ekonomi Asia Mulai Bangkit, Bagaimana dengan Indonesia?
IMF: Jika Ekonomi Global...
IMF: Jika Ekonomi Global Terbelah, Asia Jadi Pecundang Terbesar
Perlindungan Alam di...
Perlindungan Alam di Asia Tenggara Berpotensi Tumbuhkan Ekonomi
Ekonomi Membaik, Repower...
Ekonomi Membaik, Repower Asia Bidik Penjualan Rp147,96 Miliar
Diplomat AS dan Eropa...
Diplomat AS dan Eropa Desak Sri Lanka Cabut Status Keadaan Darurat
Berita Terkini
Arus Balik, Pertamina...
Arus Balik, Pertamina Patra Niaga Perkuat Distribusi Energi di Maluku
1 jam yang lalu
Jangan Harap Trump Cabut...
Jangan Harap Trump Cabut Kebijakan Tarif Impor, Perang Dagang Global Bakal Panjang
1 jam yang lalu
Bank Raksasa Jerman...
Bank Raksasa Jerman Memperingatkan Kejatuhan Dolar AS, Ini Dasarnya
3 jam yang lalu
Menkeu AS Peringatkan...
Menkeu AS Peringatkan Jangan Ada Aksi Balasan Tarif Trump: Duduk Diam dan Terima Saja
7 jam yang lalu
PLN IP Kerahkan Ribuan...
PLN IP Kerahkan Ribuan Petugas Penuhi Kebutuhan Listrik Lebaran
13 jam yang lalu
Trump Kenakan Tarif...
Trump Kenakan Tarif Impor 32% ke Indonesia, Ini yang Dilakukan BI
13 jam yang lalu
Infografis
Pewaris Kerajaan Inggris...
Pewaris Kerajaan Inggris Pangeran William Jadi Target Drone Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved