Ini Penyebab ULN Turun versi Pengamat

JAKARTA - Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto menilai utang luar negeri (ULN) yang menurun disebabkan beberapa hal, di antaranya pembayaran utang luar negeri yang sudah jatuh tempo, kemudian debitur mengurangi porsi utang luar negeri lantaran depresiasi rupiah terhadap USD.

"Serta ada kewajiban dari BI maupun pemerintah dimana bagi debitur utang luar negeri wajib hedging atau lindung nilai," katanya kepada Koran Sindo, Senin (18/5/2015).

Di samping itu, seiring dengan perlambatan ekonomi domestik, animo pengusaha untuk cari utang luar negeri kian menyusut. "Mungkin justru utang luar negeri pemerintah yang bakal naik seiring pembangunan infrastruktur di mana pemerintah perlu dana besar," ujar dia.

Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat‎ posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal I/2015 menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Pada kuartal IV/2014, ULN Indonesia tumbuh 10,20% (yoy), sementara memasuki kuartal I/2015 tumbuh sebesar 7,6%.

Perlambatan pertumbuhan ULN terjadi baik pada ULN sektor publik maupun swasta. Pertumbuhan ULN sektor publik melambat dari 5,0% (yoy) pada kuartal IV/2014 menjadi 1,7% (yoy), sementara ULN swasta melambat dari 14,6% (yoy) menjadi 12,7% (yoy) pada kuartal I/2015.

Jika dilihat dari jumlahnya, posisi utang luar negeri pada akhir kuartal I/2015 tercatat sebesar USD298,1 miliar yang terdiri dari ULN sektor publik sebesar USD132,8 miliar (44,5% dari total utang luar negeri) dan ULN sektor swasta sebesar USD165,3 miliar (55,5% dari total utang luar negeri).

(Baca: Pertumbuhan Utang Luar Negeri RI Kuartal I Melambat)