OJK Edukasi TKI di Tokyo Pengetahuan Jasa Keuangan

Minggu, 24 Mei 2015 - 14:23 WIB
OJK Edukasi TKI di Tokyo...
OJK Edukasi TKI di Tokyo Pengetahuan Jasa Keuangan
A A A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan edukasi kepada tenaga kerja Indonesia (TKI) di Tokyo dalam program "Perencanaan Keuangan dan Kewirausahaan bagi TKI". Melalui kegiatan tersebut diharapkan TKI menjadi lebih well literate sehingga mendorong mereka dapat mengelola penghasilan selama bekerja di luar negeri.

Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen‎ OJK, Sri Rahayu Widodo K mengatakan, pelaksanaan program literasi keuangan tidak hanya membutuhkan infrastruktur yang memadai namun fasilitator juga pro aktif dalam melakukan edukasi.

"Karena hambatan bagi masyarakat untuk mengakses sektor jasa keuangan bukan hanya mengenai ketersediaan lembaga jasa keuangan di sekitar kita, namun juga masih adanya keengganan masyarakat untuk mengetahui lebih dalam memanfaatkan produk dan jasa keuangan," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (24/5/2015).

Dia menuturkan, program ini bertujuan untuk memperkenalkan OJK, Lembaga Jasa Keuangan (LJK), serta produk dan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan, di bidang perbankan, perasuransian, lembaga pembiayaan, dana pensiun, pasar modal, dan pergadaian, seperti memanfaatkan jasa remitensi perbankan.

Saat ini, lanjut Sri, ekonomi Jepang bergerak di bidang industri manufaktur yang merupakan kekuatan negara tersebut. Banyaknya industri potensial di Negeri Sakura membuka lapangan pekerjaan bagi warga negara asing bekerja di sana, tak terkecuali TKI.

Literasi keuangan merupakan suatu kebutuhan berkaitan erat dengan pengetahuan masyarakat atas produk, layanan dan lembaga di sektor jasa keuangan, keterampilan dalam memilih lembaga dan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko. OJK meyakinkan bahwa sektor jasa keuangan merupakan tempat yang aman untuk menabung, memproteksi diri ataupun berinvestasi.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia pada 2014, bahwa remitansi TKI yang bekerja di Jepang sebesar USD153,5 miliar atau setara Rp1,9 triliun. Sementara itu, melihat animo TKI pada 2013 dan 2014 yang cukup tinggi, serta fakta akan rendahnya tingkat literasi keuangan yang ditandai dengan kondisi ekonomi TKI yang belum membaik.

Maka pada 2015, OJK berkomitmen mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan bagi TKI khususnya, perihal perencanaan keuangan dan keterampilan berwirausaha. "Oleh karena itu, OJK memandang perlu untuk terus mendorong peningkatan perluasan akses keuangan dalam rangka penempatan dan perlindungan TKI, serta penggunaan transaksi non tunai sehingga tercipta migrasi keuangan yang baik," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 6.7809 seconds (0.1#10.24)