BI: Inflasi Mei Perlu Diwaspadai
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengatakan inflasi pada Mei 2015 perlu diwaspadai. Pasalnya, berdasarkan survei inflasi pada minggu ketiga Mei sekitar 0,4% (month of month) atau sekitar 7,4% (year on year), dengan harga makanan bergejolak (volatile food) naik.
"Pada minggu depan tanggal 27 Mei akan ada rapat koordinasi (rakor) nasional yang dipimpinan langsung oleh Presiden ini menjadi momentum membahas inflasi," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo di Jakarta, Minggu (24/5/2015).
Dia memenuturkan, rapat koordinasi ini merupakan rakor tertinggi karena belum pernah dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Agus berharap, rapat yang dihadiri Presiden ke-7 ini dapat mencapai inflasi seperti yang diharapkan, yakni 4,0±1%. Sementara pada 2018 diharapkan dapat mencapai sasaran inflasi 3,5±1%.
Bank Indonesia juga akan terus mencermati berbagai faktor risiko yang memengaruhi inflasi, khususnya terkait dengan perkembangan harga minyak dunia, penyesuaian administered prices, serta faktor musiman menjelang Ramadan dan Lebaran.
"Dengan adanya presiden memimpin, kementerian di pusat dan pimpinan daerah itu akan berkoordinasi. Kita merasa ini sangat strategis untuk mencapai inflasi seperti yang kita rencanakan, yaitu 4% plus minus 1% ,dan nantinya pada 2018 3,5 plus minus 1%, momentumnya baik sekali," tandas Agus.
"Pada minggu depan tanggal 27 Mei akan ada rapat koordinasi (rakor) nasional yang dipimpinan langsung oleh Presiden ini menjadi momentum membahas inflasi," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo di Jakarta, Minggu (24/5/2015).
Dia memenuturkan, rapat koordinasi ini merupakan rakor tertinggi karena belum pernah dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Agus berharap, rapat yang dihadiri Presiden ke-7 ini dapat mencapai inflasi seperti yang diharapkan, yakni 4,0±1%. Sementara pada 2018 diharapkan dapat mencapai sasaran inflasi 3,5±1%.
Bank Indonesia juga akan terus mencermati berbagai faktor risiko yang memengaruhi inflasi, khususnya terkait dengan perkembangan harga minyak dunia, penyesuaian administered prices, serta faktor musiman menjelang Ramadan dan Lebaran.
"Dengan adanya presiden memimpin, kementerian di pusat dan pimpinan daerah itu akan berkoordinasi. Kita merasa ini sangat strategis untuk mencapai inflasi seperti yang kita rencanakan, yaitu 4% plus minus 1% ,dan nantinya pada 2018 3,5 plus minus 1%, momentumnya baik sekali," tandas Agus.
(dmd)