BKPM dan KJRI Osaka Tarik Investor Jepang
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengawali roadshow pemasaran investasi di Jepang, dengan bertemu Konsulat Jenderal RI (KJRI) Osaka Wisnu Edi Pratignyo di Osaka, Jepang, tadi malam.
Dalam pertemuan tersebut, BKPM dan KJRI Osaka menyepakati sinergi untuk menarik investor Jepang yang berada di wilayah Osaka dan sekitarnya, terutama sektor maritim.
"Dalam pertemuan, Bapak Konjen menceritakan tentang besarnya minat investor Jepang di wilayah Osaka dan sekitarnya untuk menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya sektor perikanan dan galangan kapal," ujar dia dalam rilisnya, Senin (25/5/2015).
BKPM melalui perwakilan di Tokyo akan mengintensifkan koordinasi guna memfasilitasi investor-investor tersebut untuk dapat segera berinvestasi di Indonesia.
Franky menambahkan, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan pertemuan tersebut, perwakilan BKPM di Tokyo dan KJRI Osaka akan rutin menggelar semacam investor forum maupun kunjungan kepada investor di wilayah Osaka dan sekitarnya yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk menanamkan modal di Indonesia.
Pasalnya, lanjut dia, selama ini investor wilayah Osaka yang mencari informasi potensi investasi di KJRI Osaka senantiasa diarahkan ke perwakilan BKPM di Tokyo.
"Ke depan, kami merencanakan untuk proaktif jemput bola mendatangi investor yang ada di Osaka dan sekitarnya," imbuh dia.
Sementara, Konjen RI di Osaka Wisnu Edi Pratignyo mengatakan, sinergi BKPM dan KJRI Osaka akan menguatkan upaya diplomasi ekonomi yang telah dilakukan selama ini.
Berdasar pengalamannya menjajaki potensi investor di wilayah Osaka dan sekitarnya, mereka memiliki teknologi di sektor maritim yang dapat dimanfaatkan mengembangkan potensi maritim Indonesia.
Menurut data BKPM, minat investasi Jepang ke Indonesia yang sedang didorong untuk segera memasuki tahap pengajuan Izin Prinsip sebesar USD10,89 miliar dari sektor kelistrikan, maritim, pertanian, industri padat karya, dan substitusi impor.
Sementara, minat investasi yang sedang didorong untuk segera memasuki realisasi konstruksi sebesar USD4,9 miliar dan Rp38,01 triliun. "Jumlah tersebut termasuk minat investasi yang disampaikan saat kunjungan Presiden Jokowi ke Jepang Maret lalu," pungkasnya.
Dalam pertemuan tersebut, BKPM dan KJRI Osaka menyepakati sinergi untuk menarik investor Jepang yang berada di wilayah Osaka dan sekitarnya, terutama sektor maritim.
"Dalam pertemuan, Bapak Konjen menceritakan tentang besarnya minat investor Jepang di wilayah Osaka dan sekitarnya untuk menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya sektor perikanan dan galangan kapal," ujar dia dalam rilisnya, Senin (25/5/2015).
BKPM melalui perwakilan di Tokyo akan mengintensifkan koordinasi guna memfasilitasi investor-investor tersebut untuk dapat segera berinvestasi di Indonesia.
Franky menambahkan, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan pertemuan tersebut, perwakilan BKPM di Tokyo dan KJRI Osaka akan rutin menggelar semacam investor forum maupun kunjungan kepada investor di wilayah Osaka dan sekitarnya yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk menanamkan modal di Indonesia.
Pasalnya, lanjut dia, selama ini investor wilayah Osaka yang mencari informasi potensi investasi di KJRI Osaka senantiasa diarahkan ke perwakilan BKPM di Tokyo.
"Ke depan, kami merencanakan untuk proaktif jemput bola mendatangi investor yang ada di Osaka dan sekitarnya," imbuh dia.
Sementara, Konjen RI di Osaka Wisnu Edi Pratignyo mengatakan, sinergi BKPM dan KJRI Osaka akan menguatkan upaya diplomasi ekonomi yang telah dilakukan selama ini.
Berdasar pengalamannya menjajaki potensi investor di wilayah Osaka dan sekitarnya, mereka memiliki teknologi di sektor maritim yang dapat dimanfaatkan mengembangkan potensi maritim Indonesia.
Menurut data BKPM, minat investasi Jepang ke Indonesia yang sedang didorong untuk segera memasuki tahap pengajuan Izin Prinsip sebesar USD10,89 miliar dari sektor kelistrikan, maritim, pertanian, industri padat karya, dan substitusi impor.
Sementara, minat investasi yang sedang didorong untuk segera memasuki realisasi konstruksi sebesar USD4,9 miliar dan Rp38,01 triliun. "Jumlah tersebut termasuk minat investasi yang disampaikan saat kunjungan Presiden Jokowi ke Jepang Maret lalu," pungkasnya.
(izz)