BKPM Paparkan Tiga Reformasi Perizinan RI di Jepang
A
A
A
TOKYO - Di depan 600 investor Jepang, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani memaparkan langkah-langkah perbaikan iklim investasi yang telah dilakukan pemerintah Indonesia di depan investor Jepang. Dia mengungkapkan tiga reformasi perizinan di Tanah Air.
"Pertama, adalah kemudahan layanan perizinan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat BKPM. Kedua, penyederhanaan perizinan terkait pertanahan, kehutanan dan perhubungan. Ketiga, penyederhanaan perizinan untuk sektor ketenagalistrikan," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (29/5/2015)
Dalam roadshow di tiga kota Jepang, yakni Osaka, Tokyo, dan Nagoya, pada 25-29 Mei 2015, Franky berbicara dalam Business Forum tentang potensi dan iklim investasi Indonesia. Di sana, BKPM meyakinkan investor Jepang soal pemerintah sekarang yang sedang melakukan reformasi kebijakan investasi.
"Kami meyakinkan investor Jepang bahwa pemerintah sedang melakukan proses reformasi kebijakan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Lembaga internasional, seperti World Bank, IMF maupun pemeringkat swasta seperti S&P memberikan penilaian bahwa reformasi yang dilakukan pemerintah, diawali dengan launching PTSP Pusat, sudah pada track yang benar," papar Franky.
Selain reformasi kebijakan investasi, Kepala BKPM juga memaparkan tentang berbagai potensi investasi yang dapat dimanfaatkan oleh investor Jepang. Potensi yang ditawarkan antara lain: proyek infrastruktur yang direncanakan pemerintah khususnya energi dan konektivitas, industri perkapalan, industri hilirisasi sektor agro dan maritim.
"Fokus pemerintah untuk mengembangkan tol laut untuk mengatasi persoalan konektivitas di kawasan Indonesia bagian timur," katanya.
Konsep tol laut, kata Franky, juga menciptakan peluang investasi yang besar khususnya sektor perkapalan.
"Kita membutuhkan banyak kapal, baik untuk barang, logistik, dan penumpang. Dari 1000 kebutuhan kapal per tahun, galangan kapal nasional hanya memenuhi 30%. Ini yang peluang ditawarkan kepada investor Jepang," jelas Franky.
BKPM saat ini sedang melakukan kegiatan pemasaran investasi di Jepang selama empat hari. Dari kegiatan pertemuan dengan investor di Osaka dan Tokyo, terdapat komitmen investasi sebesar USD2,4 miliar dari berbagai sektor, antara lain industri baja, perkapalan, automotif, kawasan industri dan properti.
Pada hari terakhir kegiatan pemasaran investasi di Jepang, Kepala BKPM direncanakan mengadakan pertemuan dengan beberapa investor dari berbagai bidang usaha, antara lain infrastruktur, industri baja dan automotif
"Pertama, adalah kemudahan layanan perizinan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat BKPM. Kedua, penyederhanaan perizinan terkait pertanahan, kehutanan dan perhubungan. Ketiga, penyederhanaan perizinan untuk sektor ketenagalistrikan," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (29/5/2015)
Dalam roadshow di tiga kota Jepang, yakni Osaka, Tokyo, dan Nagoya, pada 25-29 Mei 2015, Franky berbicara dalam Business Forum tentang potensi dan iklim investasi Indonesia. Di sana, BKPM meyakinkan investor Jepang soal pemerintah sekarang yang sedang melakukan reformasi kebijakan investasi.
"Kami meyakinkan investor Jepang bahwa pemerintah sedang melakukan proses reformasi kebijakan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Lembaga internasional, seperti World Bank, IMF maupun pemeringkat swasta seperti S&P memberikan penilaian bahwa reformasi yang dilakukan pemerintah, diawali dengan launching PTSP Pusat, sudah pada track yang benar," papar Franky.
Selain reformasi kebijakan investasi, Kepala BKPM juga memaparkan tentang berbagai potensi investasi yang dapat dimanfaatkan oleh investor Jepang. Potensi yang ditawarkan antara lain: proyek infrastruktur yang direncanakan pemerintah khususnya energi dan konektivitas, industri perkapalan, industri hilirisasi sektor agro dan maritim.
"Fokus pemerintah untuk mengembangkan tol laut untuk mengatasi persoalan konektivitas di kawasan Indonesia bagian timur," katanya.
Konsep tol laut, kata Franky, juga menciptakan peluang investasi yang besar khususnya sektor perkapalan.
"Kita membutuhkan banyak kapal, baik untuk barang, logistik, dan penumpang. Dari 1000 kebutuhan kapal per tahun, galangan kapal nasional hanya memenuhi 30%. Ini yang peluang ditawarkan kepada investor Jepang," jelas Franky.
BKPM saat ini sedang melakukan kegiatan pemasaran investasi di Jepang selama empat hari. Dari kegiatan pertemuan dengan investor di Osaka dan Tokyo, terdapat komitmen investasi sebesar USD2,4 miliar dari berbagai sektor, antara lain industri baja, perkapalan, automotif, kawasan industri dan properti.
Pada hari terakhir kegiatan pemasaran investasi di Jepang, Kepala BKPM direncanakan mengadakan pertemuan dengan beberapa investor dari berbagai bidang usaha, antara lain infrastruktur, industri baja dan automotif
(dmd)