Solusi Tunas Lakukan Hedging Rp8,18 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) hingga kuartal I/2015 melakukan transaksi lindung nilai (hedging) terhadap total utang sebesar Rp8,18 triliun.
Direktur Solusi Tunas Pratama Juliawati Gunawan mengatakan, aksi korporasi tersebut bertujuan untuk mengantisipasi gejolak mata uang valuta asing dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. ”Hingga kuartal I utang bruto kami yang dilindungi dengan mekanisme lindung nilai adalah Rp8,18 triliun, sementara kas dan setara kas sebesar Rp1,08 triliun,” kata Juliawati dalam keterangan rilisnya kemarin.
Lebih lanjut dia menjelaskan, rincian utang tersebut sebanyak USD315 juta untuk term loan facility awal dengan bunga LIBOR plus 3,00-3,20% per tahun. Sementara, jatuh tempo utang yaitu pada 8 Desember 2019. Emiten menara telekomunikasi ini juga melakukan lindung nilai terhadap utang sebesar USD10 juta untuk revolving credit facility ditambah Rp530 miliar untuk revolving credit facility.
”Penggunaan term loan facility sebesar USD315 untuk membayar sisa pinjaman USD350 juta dari bridge facility yang jatuh tempo 8 Juni 2015. Sementara, saldo USD35 juta akan dibayar dengan uang tunai kami,” lanjutnya. Hingga kuartal I/2015, perseroan mencatat EBITDA sebesar Rp1,51 triliun, dengan utang bersih untuk rasio EBITDA adalah sekitar 4,7x.
Menurutnya, perseroan mampu mempertahankan gearing pada tingkat yang nyaman, mengingat arus kas yang kuat dari bisnis perusahaan. ”Kami yakin bahwa normalisasi jangka panjang gearing sekitar 3,5x adalah hal yang memungkinkan dan dapat berkelanjutan,” tandasnya. Ke depan, menurut Juliawati, perseroan akan terus fokus pada pendekatan bersinergi dengan memperluas rasio tenancy melalui co-locations yang terdapat pada portofolio saat ini.
Sementara, Presiden Direktur solusi Tunas Pratama Nobel Tanihata menambahkan, perseroan berhasil meraih laba bersih sebesar Rp30,54 miliar di kuartal I 2015. Angka itu mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibanding perolehan laba sebesar Rp42,80 miliar di kuartal I/2014.
Meski laba perseroan mengalami penurunan di awal tahun ini, tapi posisi pendapatan SUPR masih tetap tumbuh 79% menjadi Rp438,54 miliar di kuartal I 2015, dari posisi pendapatan sebesar Rp245,06 miliar di kuartal I/2014.
Heru febrianto
Direktur Solusi Tunas Pratama Juliawati Gunawan mengatakan, aksi korporasi tersebut bertujuan untuk mengantisipasi gejolak mata uang valuta asing dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. ”Hingga kuartal I utang bruto kami yang dilindungi dengan mekanisme lindung nilai adalah Rp8,18 triliun, sementara kas dan setara kas sebesar Rp1,08 triliun,” kata Juliawati dalam keterangan rilisnya kemarin.
Lebih lanjut dia menjelaskan, rincian utang tersebut sebanyak USD315 juta untuk term loan facility awal dengan bunga LIBOR plus 3,00-3,20% per tahun. Sementara, jatuh tempo utang yaitu pada 8 Desember 2019. Emiten menara telekomunikasi ini juga melakukan lindung nilai terhadap utang sebesar USD10 juta untuk revolving credit facility ditambah Rp530 miliar untuk revolving credit facility.
”Penggunaan term loan facility sebesar USD315 untuk membayar sisa pinjaman USD350 juta dari bridge facility yang jatuh tempo 8 Juni 2015. Sementara, saldo USD35 juta akan dibayar dengan uang tunai kami,” lanjutnya. Hingga kuartal I/2015, perseroan mencatat EBITDA sebesar Rp1,51 triliun, dengan utang bersih untuk rasio EBITDA adalah sekitar 4,7x.
Menurutnya, perseroan mampu mempertahankan gearing pada tingkat yang nyaman, mengingat arus kas yang kuat dari bisnis perusahaan. ”Kami yakin bahwa normalisasi jangka panjang gearing sekitar 3,5x adalah hal yang memungkinkan dan dapat berkelanjutan,” tandasnya. Ke depan, menurut Juliawati, perseroan akan terus fokus pada pendekatan bersinergi dengan memperluas rasio tenancy melalui co-locations yang terdapat pada portofolio saat ini.
Sementara, Presiden Direktur solusi Tunas Pratama Nobel Tanihata menambahkan, perseroan berhasil meraih laba bersih sebesar Rp30,54 miliar di kuartal I 2015. Angka itu mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibanding perolehan laba sebesar Rp42,80 miliar di kuartal I/2014.
Meski laba perseroan mengalami penurunan di awal tahun ini, tapi posisi pendapatan SUPR masih tetap tumbuh 79% menjadi Rp438,54 miliar di kuartal I 2015, dari posisi pendapatan sebesar Rp245,06 miliar di kuartal I/2014.
Heru febrianto
(ftr)