BRI Tawarkan Obligasi Rp3 Triliun

Kamis, 04 Juni 2015 - 10:57 WIB
BRI Tawarkan Obligasi...
BRI Tawarkan Obligasi Rp3 Triliun
A A A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menerbitkan obligasi tahap I sebesar Rp3 triliun, dari rencana penerbitan berkelanjutan dengan total emisi Rp12 triliun.Perseroan menawarkan kupon 8,10–9,6%.

Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam mengatakan, obligasi tahap I ini memiliki tenor 370 hari, 3 tahun, dan 5 tahun. Kupon dengan kisaran 8,10– 8,4% memiliki tenor selama 370 hari, kupon dengan kisaran 8,7–9,2% memiliki tenor 3 tahun, dan kupon 9,1–9,6% memiliki tenor 5 tahun.

”Obligasi ini untuk mengembangkan bisnis perseroan, serta untuk mendiversifikasi sumber dana,” kata Asmawi saat due diligence meeting & public expose penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan I Bank BRI tahap I tahun 2015 di Jakarta kemarin.

Selain itu, perseroan menginginkan supaya funding BRI memiliki diversifikasi waktu sehingga bisa melakukan ekspansi secara terus menerus. Dia melanjutkan, penerbitan utang yang sudah mendapat peringkat idAAA dari Pefindo ini rencananya digunakan untuk mengembangkan bisnis perusahaan yaitu memperbesar penyaluran kredit.

Hingga Maret 2015 total kredit yang sudah disalurkan BRI mengalami pertumbuhan 9,4% menjadi Rp472,9 triliun. Dari semua segmen kredit, segmen mikro masih mendominasi dengan pertumbuhan sebesar 15,9% yoy menjadi Rp157,5 triliun. Direktur Keuangan BRI Haru Koemahargo menambahkan, kupon obligasi yang ditawarkan ini memiliki suku bunga lebih rendah dibandingkan biaya dana di BRI.

Saat ini BRI juga berupaya untuk menurunkan biaya dana simpanan. ”Tidak ada spesifik ekspansi sektor mana, tapi pendanaan BRI itu jangka panjang. Mayoritas deposito BRI saat ini 3 bulan dan 6 bulan,” paparnya. Lebih lanjut dia menuturkan, penerbitan obligasi juga dapat membantu menurunkan loan to funding ratio (LFR). Dengan tambahan sebesar Rp3 triliun, LFR menjadi sekitar 0,6%.

Sementara, dengan setiap penambahan Rp5 triliun, akan menumbuhkan sekitar 1% dana pihak ketiga (DPK). ”DPK kita kuartal I/2015 sebesar Rp587 triliun, maka setiap penambahan Rp5 triliun akan menumbuhkan 1% DPK. Selain itu, dengan tambahan Rp3 triliun pengaruhnya ke LFR 0,6%. Ini tidak signifikan tapi ini membantu kita untuk menurunkan LFR. Kita antisipasi sebelum aturan keluar,” ujar dia.

Periode bookbuilding akan dilakukan pada 3–12 Juni 2015 dengan tanggal efektif diharapkan pada 24 Juni 2015. Sehingga, pada 26 dan 29 Juni 2015 bisa dilakukan penawaran umum. Tanggal penjatahan akan berlangsung 30 Juni 2015 dan 1 Juli 2015. Sementara, distribusi obligasi secara elektronik akan dilakukan pada 2 Juli 2015 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia direncanakan pada 3 Juli 2015.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi ini adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Securities, dan PT Standard Chartered Securities Indonesia. Di samping itu, rencana konsolidasi perbankan BUMN melalui penggabungan ATM, Asmawi mengungkapkan, nantinya ATM Link ini akan disebar di seluruh Indonesia, bukan hanya Jawa, melainkan luar Jawa.

”Kita dalam kajian untuk melihat seperti apa yang kira-kira bisa cepat dilakukan. Kita data jumlah ATM masing-masing bank,” paparnya. Menurut dia, penggabungan ATM bersama ini bertujuan untuk memberikan layanan kepada nasabah. Selain itu, memberikan sebaran untuk pemerataan layanan kepada masyarakat dan efisiensi.

”Pasti kita harap lebih efisiensi karena kan investasi turun, jadi yang sudah ada kita maksimalkan tidak perlu investasi baru,” imbuhnya.

Kunthi fahmar sandy
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0762 seconds (0.1#10.140)