Menkeu Optimistis Ekonomi RI 2016 Lebih Baik

Senin, 08 Juni 2015 - 18:50 WIB
Menkeu Optimistis Ekonomi...
Menkeu Optimistis Ekonomi RI 2016 Lebih Baik
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro optimistis bahwa ekonomi Indonesia pada 2016 akan tumbuh lebih baik, meski ekonomi China sebagai mitra dagang Indonesia diprediksi melambat.

Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi, ekonomi global pada tahun depan sebesar 3,8%, naik dibanding tahun ini 3,5% atau realisasi 2014 sebesar 4%.

"Data dari IMF bahwa 2016 akan lebih baik dari 2015 dan 2014. Meski ada optimisme untuk 2016, tapi masih ada kemungkinan revisi pada estimasi berikutnya di bulan Juli 2015. Ini akan sangat menentukan prediksi 2016," katanya di Komisi XI DPR RI Jakarta, Senin (8/6/2015).

Sementara IMF memprediksi bahwa ekonomi China sebagai mitra dagang Indonesia hanya tumbuh 6,3%. Menurut dia, hal itu akan berpengaruh terhadap perdagangan Indonesia.

"Itu partner dagang kita terbesar dari urutan negara yang lain. Posisinya 10% dari ekspor kita. Prediksi pertumbuhan ekonomi China itu lebih rendah dari 2015 sebesar 6,8%, dan realisasi 2014 yang tumbuh 7%," kata dia.

Dia menuturkan, sebagai mitra dagang, maka pertumbuhan ekonomi China akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan sebesar 5,3% pada 2016, sedikit lebih baik dari 2015 sebesar 5,2% dan 2014 sebesar 4,6%.

"Jadi kita masih optimistis ekonomi akan tumbuh bagus," tandas dia.

Sementara itu, dia mengatakan, faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi global melambat pada tahun ini adalah harga komoditas dunia yang cenderung rendah.

Adapun negara ekonomi dunia, terutama China mengalami fase perlambatan yang mempengaruhi ekspor. Selain itu, propsek negara maju seperti Amerika Serikat (AS), serta Jepang dan Eropa yang belum menujukkan perbaikan.

"Selain negara maju yang belum menunjukkan arah perbaikan global, arah kebijakan moneter di Amerika Serikat yang akan menaikkan tingkat bunga pada semester II menjadi faktor penting untuk pertumbuhan ekonomi global," kata Bambang.

Dia menjelaskan, ada ekspektasi bahwa AS bisa menaikan suku bunga pada semester II yang akan berimbas pada suku bunga dunia.

"Tapi kemudian ini berubah, ada perkiraan AS bisa menunda menaikan suku bunganya. Di satu sisi, Jepang dan Eropa lakukan stimulus moneter tapi jumlahnya kecil dibandingkan AS pada waktu lalu," pungkas dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6448 seconds (0.1#10.140)