Bank Dunia Pangkas Prospek Ekonomi Global

Kamis, 11 Juni 2015 - 11:21 WIB
Bank Dunia Pangkas Prospek...
Bank Dunia Pangkas Prospek Ekonomi Global
A A A
WASHINGTON - Bank Dunia memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global tahun ini dan mendesak negara-negara di dunia untuk berhati-hati karena menurunnya harga komoditas dan rencana naiknya suku bunga Amerika Serikat (AS).

Kepala Ekonom Bank Dunia Kaushik Basu mengatakan, Federal Reserve (The Fed) harus menunda menaikkan suku bunga sampai tahun depan untuk menghindari memburuknya volatilitas nilai tukar dan pertumbuhan ekonomi global.

Bank Dunia memperkirakan, ekonomi global hanya tumbuh 2,8% tahun ini, di bawah prediksi pada Januari lalu sebesar 3%.

Bank Dunia memperingatkan negara di dunia untuk mempersiapkan diri terhadap naiknya suku bunga AS, yang akan memicu naiknya biaya pinjaman untuk negara berkembang.

"Kami di Bank Dunia baru saja mengaktifkan sabuk pengaman. Kami sarankan negara-negara di dunia, terutama negara berkembang untuk mengencangkan sabuk pengaman mereka," kata Basu dalam konferensi pers di Washington seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/6/2015).

Dia menturkan, rendahnya harga komoditas, terutama harga minyak anjlok sekitar 40% sejak tahun lalu, di luar yang diantisipasi. Menurut dia, rendahnya harga komoditas akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global. Namun Bank Dunia tidak mengubah prospek ekonomi global untuk tahun depan dan 2017.

Mereka juga meramalkan bahwa India akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat untuk kali pertama pada tahun ini, dengan pertumbuhan sebesar 7,5%, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 6,4%.

Namun Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan negara-negara berkembang pada tahun ini menjadi 4,4% dari proyeksi Januari lalu sebesar 4,8%, melihat adanya hambatan pertumbuhan karena resesi di Brazil dan Rusia.

Mereka juga menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat menjadi 2,7% tahun ini, dari 3,2% pada Januari lalu dan 2,8% pada tahun depan dari perkiraan sebelumnya sebesar 3%.

Ekonomi AS merosot pada awal 2015 karena cuaca ekstrim, menguatnya dolar AS (USD), gangguan di pelabuhan Pantai Barat dan pemangkasan belanja sektor energi.

"Saya sarankan dan merekomendasikan agar Fed menaikkan suku bunga pada tahun depan, bukannya akhir tahun ini karena variatifnya data ekonomi," ujar dia.

Dia khawatir bahwa langkah penaikkan suku bunga bisa mendorong penguatan USD, yang tidak akan baik bagi ekonomi AS karena memiliki dampak negatif bagi negara-negara lain.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6347 seconds (0.1#10.140)