DOID Jajaki Perpanjangan Kontrak dengan Adaro
A
A
A
JAKARTA - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui anak usahnya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) berencana memperpanjang kontrak kerja sama dengan PT Adaro Indonesia hingga 2018.
Presiden Direktur Bukit Makmur Mandiri Utama Ronald Sutardja mengatakan, perseroan telah menjalin kerja sama dengan Adaro sejak 2002. Dari kerja sama ini, produksi batu baru sepanjang tahun lalu mencapai 56,2 juta ton.
"Kontrak terakhir dengan Adaro berlanjut sejak 2009-2015. Saat ini, kami siap untuk melakukan kontrak extension dengan Adaro hingga 2018," kata Ronald dalam paparan publik DOID di Jakarta, Kamis (11/6/2015).
Menurutnya, kontrak kerja sama BUMA dengan Adaro seharusnya habis pada kuartal II/2015. Meski demikian, perseroan tengah menjajaki memperpanjang kontrak selama empat tahun ke depan.
Perseroan pada tahun ini memang berambisi menambah jumlah kontrak baru. Hal tersebut sebagai upaya DOID untuk memperluas pelanggan dari produksi batu bara yang dihasilkan. Sepanjang tahun 2014, perusahaan telah memproduksi batu bara sebanyak 31 juta ton batu bara.
Sementara Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur Eddy Porwanto menambahkan, perseroan saat ini memberikan perpanjangan temporary dengan Adaro selama enam bulan. Terkait perpanjangan kontrak masih dalam tahap administrasi.
"Nilai kontraknya sama seperti sebelumnya, saat ini masih dalam tahap administasi. Kami berharap bisa diperpanjang kontraknya hingga empat tahun lagi," imbuhnya.
Menurut dia, dalam satu hingga dua bulan ke depan, DOID juga akan memperoleh tambahan kontrak baru. Meskipun enggan menjelaskan perusahaan yang dibidik, namun kata Eddy, volume produksi batu bara dari rekanan baru tersebut cukup besar jumlahnya.
"Pemesanan batu bara saat ini memang masih dipengaruhi oleh China. Selama di negara itu masih dalam tekanan, harga batu bara tetap akan rendah. Belum ada negara yang menggantikan untuk volume pemesanan dari China, termasuk India," pungkasnya.
Presiden Direktur Bukit Makmur Mandiri Utama Ronald Sutardja mengatakan, perseroan telah menjalin kerja sama dengan Adaro sejak 2002. Dari kerja sama ini, produksi batu baru sepanjang tahun lalu mencapai 56,2 juta ton.
"Kontrak terakhir dengan Adaro berlanjut sejak 2009-2015. Saat ini, kami siap untuk melakukan kontrak extension dengan Adaro hingga 2018," kata Ronald dalam paparan publik DOID di Jakarta, Kamis (11/6/2015).
Menurutnya, kontrak kerja sama BUMA dengan Adaro seharusnya habis pada kuartal II/2015. Meski demikian, perseroan tengah menjajaki memperpanjang kontrak selama empat tahun ke depan.
Perseroan pada tahun ini memang berambisi menambah jumlah kontrak baru. Hal tersebut sebagai upaya DOID untuk memperluas pelanggan dari produksi batu bara yang dihasilkan. Sepanjang tahun 2014, perusahaan telah memproduksi batu bara sebanyak 31 juta ton batu bara.
Sementara Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur Eddy Porwanto menambahkan, perseroan saat ini memberikan perpanjangan temporary dengan Adaro selama enam bulan. Terkait perpanjangan kontrak masih dalam tahap administrasi.
"Nilai kontraknya sama seperti sebelumnya, saat ini masih dalam tahap administasi. Kami berharap bisa diperpanjang kontraknya hingga empat tahun lagi," imbuhnya.
Menurut dia, dalam satu hingga dua bulan ke depan, DOID juga akan memperoleh tambahan kontrak baru. Meskipun enggan menjelaskan perusahaan yang dibidik, namun kata Eddy, volume produksi batu bara dari rekanan baru tersebut cukup besar jumlahnya.
"Pemesanan batu bara saat ini memang masih dipengaruhi oleh China. Selama di negara itu masih dalam tekanan, harga batu bara tetap akan rendah. Belum ada negara yang menggantikan untuk volume pemesanan dari China, termasuk India," pungkasnya.
(rna)