MTF Alokasikan Rp100 M Garap Segmen Pendidikan

Rabu, 17 Juni 2015 - 23:34 WIB
MTF Alokasikan Rp100...
MTF Alokasikan Rp100 M Garap Segmen Pendidikan
A A A
PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mulai memanfaatkan keleluasaan untuk mengembangkan jenis pembiayaan multiguna sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 29/2014 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, dengan membiayai segmen pendidikan.

"Melalui skema pembiayaan multiguna pendidikan tersebut, saya berpikir pembiayaan pendidikan sebesar Rp100 miliar sampai akhir tahun ini bisa kita siapkan," kata Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wijoyo dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (17/6/2015).

Untuk mencapai target tersebut, MTF secara bertahap di tahun ini akan menjalin kerja sama dengan lima institusi pendidikan lainnya dengan akreditasi minimal A.

MTF secara perdana bekerja sama dengan PPM School of Management meluncurkan Program Pembiayaan Multiguna Pendidikan yang ditujukan kepada para pegawai atau first jobber yang hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang S2.

"Dengan PPM kita targetkan Rp10 miliar hingga akhir tahun ini. Kalau kurang, kita tambahkan lagi," papar dia.

Ignatius juga menjelaskan, MTF memang telah lama ingin memasuki pembiayaan segmen multiguna pendiikan. Sejak awal tahun perseroan melakukan pembicaraan dengan beberapa kampus. Anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini telah menjajaki 2-4 kampus lainnya.

"MTF nanti juga langsung menawarkan ke internal customer (langsung ke mahasiswa), tidak lewat institusi. Ini juga membuka peluang untuk biaya sekolah di luar negeri," ungkapnya.

Sebagai informasi, tahun ini total pembiayaan keseluruhan yang ditargetkan MTF mencapai Rp20 triliun. Dari angka tersebut didominasi pembiayaan automotif hingga 95%. Sementara segmen multiguna hanya berkontribusi sebesar 5%.

"Karena segmen multiguna kita baru pendidikan, mungkin kontribusi maximum 5% dari target pembiayaan yang Rp20 triliun," kata dia.

Untuk suku bunga pembiayaan segmen pendidikan ini, perseroan menetapkan bunga kompetitif di level 8%. Ke depan, jika permintaan ke segmen pendidikan ini tinggi, maka level bunga akan dievaluasi kembali.

"Kita harapkan jika pertumbuhannya bagus, kita akan evaluasi lagi bunganya agar bisa turun. Karena kita tidak mencari profit di sini," tambah Ignatius.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9387 seconds (0.1#10.140)