Honda Jelaskan Masalah Ledakan Kantung Udara
A
A
A
TOKYO - Produsen automotif Jepang, Honda, kemarin mengonfirmasi korban tewas baru terkait masalah ledakan kantung udara (air bag ) sehingga total secara global ada delapan korban tewas.
Masalah kantung udara itu memicu penarikan jutaan mobil di penjuru dunia. Honda menjelaskan, seorang perempuan di Los Angeles meninggal pada September 2014 setelah kerusakan inflator pada Honda Civic 2001 yang pecah, melontarkan pecahan logam padanya.
”Kerusakan inflator kantung udara yang terjadi selama kecelakaan mengakibatkan kematian pengemudinya, Jewel Brangman. Honda mengomunikasikan informasi yang dikumpulkan terkait kecelakaan ini pada Badan Keamanan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA),” papar pernyataan Honda, dikutip kantor berita AFP .
Pengumuman ini menandai babak baru krisis yang dialami pemasok kantung udara Takata yang berbasis di Tokyo. Bulan lalu Takata menyetujui penarikan produk hingga dua kali lipat di Amerika Serikat (AS) mencapai hampir 34 juta mobil yang dibuat sejumlah produsen automotif besar.
Kecacatan produk itu diduga juga terkait bahan kimia yang membantu mengembangkan kantung udara, yang dapat mengakibatkan produk itu mengembang dengan kekuatan ledakan, melontarkan pecahan logam yang dapat melukai pengemudi dan penumpang mobil. Honda merupakan produsen automotif yang paling terpengaruh oleh kasus ini.
Perusahaan itu telah memilih presiden baru untuk membantu Honda mengatasi krisis ini. Masalah kantung udara ini juga dialami oleh Toyota, Ford, General Motors, Nissan, dan BMW asal Jerman. Eksekutif senior Takata menjelaskan pada anggota parlemen AS bulan ini bahwa perusahaan itu masih mencari penyebab utama ledakan mematikan tersebut. Takata merupakan salah satu pembuat kantung udara terbesar di dunia.
Awal tahun ini Honda menyatakan, Presiden Honda Takanobu Ito, 61, mundur saat perusahaan menghadapi krisis meledaknya kantung udara. ”Langkah ini bertujuan memperkuat strategi ekspansi global,” ungkap pernyataan Honda, dikutip kantor berita AFP.
Meski demikian, mundurnya Ito terjadi di masa sulit bagi perusahaan automotif nomor tiga di Jepang itu dan bagi perusahaan suku cadang Takata yang produk kantung udaranya menjadi pusat masalah tersebut. Menurut Honda, Ito akan tetap berada di dewan komisaris, sementara Managing Director Honda Takahiro Hachigo, 55, akan menduduki posisi puncak setelah rapat para pemegang saham pada Juni mendatang.
Honda memangkas proyeksi laba tahunan saat harus menghadapi naiknya biaya penarikan produk. Honda yang menjadi konsumen kantung udara terbesar Takata dan mencakup lebih dari setengah dari penarikan kantung udara, memperingatkan pihaknya memangkas outlook tahunan hingga 3,5% menjadi USD4,6 miliar.
Honda menyebut penurunan itu akibat pengeluaran terkait kualitas dan penurunan permintaan di Jepang dan pasar mobil terbesar dunia di China. Honda menjelaskan, beban biaya penarikan itu berkurang akibat penurunan nilai yen, yang menaikkan laba para eksportir Jepang. Takata saat ini harus menghadapi berbagai gugatan, termasuk penyelidikan kriminal dan tuduhan penipuan serta pengaburan atas dampak mematikan akibat kantung udara yang diproduksinya.
Kantung udara itu mengembang dengan kekuatan ledakan dan melontarkan pecahan logam yang dapat melukai pengemudi dan pengendara mobil.
Syarifudin
Masalah kantung udara itu memicu penarikan jutaan mobil di penjuru dunia. Honda menjelaskan, seorang perempuan di Los Angeles meninggal pada September 2014 setelah kerusakan inflator pada Honda Civic 2001 yang pecah, melontarkan pecahan logam padanya.
”Kerusakan inflator kantung udara yang terjadi selama kecelakaan mengakibatkan kematian pengemudinya, Jewel Brangman. Honda mengomunikasikan informasi yang dikumpulkan terkait kecelakaan ini pada Badan Keamanan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA),” papar pernyataan Honda, dikutip kantor berita AFP .
Pengumuman ini menandai babak baru krisis yang dialami pemasok kantung udara Takata yang berbasis di Tokyo. Bulan lalu Takata menyetujui penarikan produk hingga dua kali lipat di Amerika Serikat (AS) mencapai hampir 34 juta mobil yang dibuat sejumlah produsen automotif besar.
Kecacatan produk itu diduga juga terkait bahan kimia yang membantu mengembangkan kantung udara, yang dapat mengakibatkan produk itu mengembang dengan kekuatan ledakan, melontarkan pecahan logam yang dapat melukai pengemudi dan penumpang mobil. Honda merupakan produsen automotif yang paling terpengaruh oleh kasus ini.
Perusahaan itu telah memilih presiden baru untuk membantu Honda mengatasi krisis ini. Masalah kantung udara ini juga dialami oleh Toyota, Ford, General Motors, Nissan, dan BMW asal Jerman. Eksekutif senior Takata menjelaskan pada anggota parlemen AS bulan ini bahwa perusahaan itu masih mencari penyebab utama ledakan mematikan tersebut. Takata merupakan salah satu pembuat kantung udara terbesar di dunia.
Awal tahun ini Honda menyatakan, Presiden Honda Takanobu Ito, 61, mundur saat perusahaan menghadapi krisis meledaknya kantung udara. ”Langkah ini bertujuan memperkuat strategi ekspansi global,” ungkap pernyataan Honda, dikutip kantor berita AFP.
Meski demikian, mundurnya Ito terjadi di masa sulit bagi perusahaan automotif nomor tiga di Jepang itu dan bagi perusahaan suku cadang Takata yang produk kantung udaranya menjadi pusat masalah tersebut. Menurut Honda, Ito akan tetap berada di dewan komisaris, sementara Managing Director Honda Takahiro Hachigo, 55, akan menduduki posisi puncak setelah rapat para pemegang saham pada Juni mendatang.
Honda memangkas proyeksi laba tahunan saat harus menghadapi naiknya biaya penarikan produk. Honda yang menjadi konsumen kantung udara terbesar Takata dan mencakup lebih dari setengah dari penarikan kantung udara, memperingatkan pihaknya memangkas outlook tahunan hingga 3,5% menjadi USD4,6 miliar.
Honda menyebut penurunan itu akibat pengeluaran terkait kualitas dan penurunan permintaan di Jepang dan pasar mobil terbesar dunia di China. Honda menjelaskan, beban biaya penarikan itu berkurang akibat penurunan nilai yen, yang menaikkan laba para eksportir Jepang. Takata saat ini harus menghadapi berbagai gugatan, termasuk penyelidikan kriminal dan tuduhan penipuan serta pengaburan atas dampak mematikan akibat kantung udara yang diproduksinya.
Kantung udara itu mengembang dengan kekuatan ledakan dan melontarkan pecahan logam yang dapat melukai pengemudi dan pengendara mobil.
Syarifudin
(ftr)