Sektor Ini Akan Gunakan Pinjaman IDB Rp66,5 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Islamic Development Bank (IDB) memberikan pinjaman sebesar USD5 miliar setara Rp66,5 triliun (kurs Rp13.300/USD) ke Indonesia untuk membiayai pembangunan sejumlah sektor.
Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral Bappenas Dewo Broto Joko Putranto mengatakan, pinjaman tersebut nantinya digunakan untuk memfasilitasi sejumlah infrastruktur dan bidang lainnya di dalam negeri dalam lima tahun ke depan.
"Tidak semuanya kita gunakan untuk membangun infrastruktur. Nantinya kita juga akan mengembangkan keuangan syariah di Indonesia, lalu sektor pendidikan, pengembangan ekspor dan investasi hingga bidang pengentasan kemiskinan," ujarnya di Gedung Bappenas, Jakarta, Jumat (26/6/2015).
Meskipun demikian, dia enggan mengungkapkan detail sejumlah proyek yang akan menggunakan dana tersebut lantaran masih dalam proses diskusi.
"Kita masih menyusun strategi jangka menengah dan menyepakati sektor mana saja yang akan menjadi fokus, nanti kita usulkan dalam pencapaian target RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah). Jadi belum ada proyeknya, masih dalam tahap pembahasan sektor apa saja," jelas dia.
Dia menambahkan, dana tersebut digunakan berdasarkan kebutuhan pemerintah Indonesia. Misalnya, tahun 2011 hingga 2014, IDB pernah memberikan fasilitas pinjaman kepada pemerintah Indonesia sebesar USD2,5 miliar, namun hanya terpakai USD1,9 miliar.
"Totalnya waktu itu USD2,5 miliar untuk swasta dan pemerintah, tetapi hanya terpakai USD1,9 miliar, ini menandakan hanya kebutuhan saja," pungkas dia.
(Baca: RI-IDB Kerja Sama Selaraskan Strategi Pembangunan)
Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral Bappenas Dewo Broto Joko Putranto mengatakan, pinjaman tersebut nantinya digunakan untuk memfasilitasi sejumlah infrastruktur dan bidang lainnya di dalam negeri dalam lima tahun ke depan.
"Tidak semuanya kita gunakan untuk membangun infrastruktur. Nantinya kita juga akan mengembangkan keuangan syariah di Indonesia, lalu sektor pendidikan, pengembangan ekspor dan investasi hingga bidang pengentasan kemiskinan," ujarnya di Gedung Bappenas, Jakarta, Jumat (26/6/2015).
Meskipun demikian, dia enggan mengungkapkan detail sejumlah proyek yang akan menggunakan dana tersebut lantaran masih dalam proses diskusi.
"Kita masih menyusun strategi jangka menengah dan menyepakati sektor mana saja yang akan menjadi fokus, nanti kita usulkan dalam pencapaian target RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah). Jadi belum ada proyeknya, masih dalam tahap pembahasan sektor apa saja," jelas dia.
Dia menambahkan, dana tersebut digunakan berdasarkan kebutuhan pemerintah Indonesia. Misalnya, tahun 2011 hingga 2014, IDB pernah memberikan fasilitas pinjaman kepada pemerintah Indonesia sebesar USD2,5 miliar, namun hanya terpakai USD1,9 miliar.
"Totalnya waktu itu USD2,5 miliar untuk swasta dan pemerintah, tetapi hanya terpakai USD1,9 miliar, ini menandakan hanya kebutuhan saja," pungkas dia.
(Baca: RI-IDB Kerja Sama Selaraskan Strategi Pembangunan)
(rna)