Ekonomi Belum Stabil, SSIA Tunda Rilis Obligasi Global

Kamis, 02 Juli 2015 - 13:26 WIB
Ekonomi Belum Stabil, SSIA Tunda Rilis Obligasi Global
Ekonomi Belum Stabil, SSIA Tunda Rilis Obligasi Global
A A A
JAKARTA - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) terpaksa menunda rencana merilis surat utang global (global bond) senilai USD200 juta karena kondisi ekonomi dunia yang relatif belum stabil.

Presiden Direktur SSIA Yohanes Suryajaya menjelaskan, perseroan telah memperoleh izin untuk menerbitkan obligasi global senilai USD200 juta atau setara Rp2,6 triliun (Rp13.000/USD). Meski demikian, aksi korporasi tersebut harus ditunda akibat lesunya perekonomian global.

"Global bond kita lihat situasinya dulu karena krisis ekonomi di Yunani sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia," kata Yohanes dalam jumpa pers kinerja kuartal I/2015 perseroan di Jakarta, Kamis (2/7/2015).

Menurut dia, surat utang global itu akan digunakan SSIA sebagai belanja modal (capital expenditure/capex) dalam waktu dua tahun. Karena tertundanya aksi korporasi tersebut, perseroan membuka opsi lain untuk memperoleh dana segar.

"Kita mencari beberapa alternatif pendanaan, seperti perbankan. Kami sudah membicarakan dengan standby line lokal, yang pasti size-nya akan lebih kecil dibanding bond karena dari kebutuhan tidak seluruhnya dipakai tahun ini," ujarnya.

Yohanes menjelaskan, perseroan belum berencana mengubah struktur surat utang dolar AS (USD) menjadi mata uang rupiah. Dia beralasan, maksimum penerbitan surat utang dalam mata uang lokal hanya sebesar Rp1 triliun, berbeda halnya dengan global bond berdominasi USD yang nilainya bisa lebih besar.

Sebagai catatan, emiten yang bergerak dalam sektor properti dan konstruksi tersebut membukukan laba bersih sebesar Rp204,3 miliar pada kuartal I/2015 atau tumbuh hingga 15 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp12,4 miliar.

Peningkatan laba bersih seiring dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 43,5% menjadi Rp1,31 triliun dibanding kuartal sama tahun sebelumnya senilai Rp918,1 miliar.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6398 seconds (0.1#10.140)