Iklim Investasi Perlu Diperbaiki

Sabtu, 11 Juli 2015 - 09:28 WIB
Iklim Investasi Perlu...
Iklim Investasi Perlu Diperbaiki
A A A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meyakini perekonomian yang melambat tidak akan memengaruhi minat investasi. Momentum ini mesti dijaga dengan terus memperbaiki iklim investasi.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, keyakinan tersebut didasarkan pada pantauan terhadap 54 proyek penanaman modal asing (PMA) senilai USD13,62 miliar yang masih terus berjalan. ”Tidak ada (investor) yang menunda ataupun membatalkan. Mereka justru ingin mempercepat,” kata Franky saat jumpa pers di Gedung BKPM, Jakarta, kemarin.

Franky menuturkan, dari 54 proyek yang dipantau, dua proyek senilai USD705,52 juta di sektor hilir pertambangan dan industri komponen automotif sudah memasuki tahap komersial. Sisanya masih dalam proses konstruksi. Mantan Ketua Apindo itu menjabarkan, sesuai rencana bisnis masing-masing perusahaan, 54 proyek itu akan menyerap 43.444 tenaga kerja langsung.

Ekonomi juga akan terdorong dengan ada ekspor senilai USD3,33 miliar per tahun dan menghemat devisa dari penurunan impor senilai USD1,15 miliar per tahun. Franky melanjutkan, pihaknya fokus mendorong industri yang memiliki tipikal padat karya, berorientasi ekspor, substitusi impor, dan hilirisasi.

Untuk itu, peran pemerintah ke depan adalah mempercepat realisasi investasi dengan mencari solusi atas kendala yang dihadapi investor. Terpisah, ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listianto mengatakan, laju ekonomi yang melambat bisa berpengaruh terhadap persepsi investor, baik investor baru yang ingin masuk ke Indonesia maupun investor lama yang ingin memperluas pabriknya.

”Kalau proyeksi ekonominya tidak sesuai dengan realitas, bisa saja mereka mengurangi porsi investasinya. Yang tadinya mau berinvestasi besar jadi berpikir ulang,” ujarnya kepada KORAN SINDO. Eko menilai, data realisasi investasi di BKPM belum tentu akan berkorelasi lurus dengan sumbangannya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Data tersebut merupakan rencana bisnis yang bersifat indikatif. ”Kalau yang riil, datanya itu di BPS (Badan Pusat Statistik),” tambahnya. Namun, Eko mengakui Indonesia masih memiliki daya tarik di mata para investor asing dengan produk domestik bruto yang besar dan kelas menengah berusia muda yang melimpah. Tetapi, pemerintah perlu terus memperbaiki iklim investasi, terutama infrastruktur vital yang dibutuhkan industri.

Terpisah, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa di tengah berbagai penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari berbagai lembaga internasional, pemerintah tetap optimistis ekonomi akan segera membaik di semester kedua nanti. Bambang mengatakan, pemerintah akan memacu belanja pemerintahan agar semakin tinggi.

Dengan demikian, konsumsi meningkat dan mendorong pertumbuhan Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil meyakini pertumbuhan ekonomi akan membaik ditopang dengan penerbitan tiga produk hukum yang akan memperbaiki penyerapan anggaran belanja.

”Sudah disiapkan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Administrasi Pemerintah, beserta Peraturan Presiden dan Instruksi Presiden mengenai AntikriminalisasiPejabatProNegara,” terangnya.

Rahmat fiansyah/ Rabia edra almira
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0836 seconds (0.1#10.140)