Bea Cukai Gagalkan Ekspor Hasil Laut Ilegal 19 Kontainer

JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) telah menggagalkan ekspor ilegal hasil laut ke luar negeri. Ekspor ilegal kali ini berjumlah 19 kontainer yang dokumennya tidak lengkap.

"Kali ini, yang ditegak Bea Cukai adalah ekspor yang kategorinya ekspor ilegal. Ekspornya hasil laut atau perikanan laut. Kita kerja sama dengan badan dan karantina ikan. Ini ada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Senin (13/7/2015).

Kali ini, Kemenkeu telah berhasil bekerja sama dan berkoordinasi dengan baik, bersama Badan Karantina Ikan dan KKP yang menegak 14 dokumen pemberitahuan ekspor barang yang terdiri dari 19 kontainer, dan semuanya berisi komoditi perikanan.

"Nilainya Rp9,7 miliar dengan tujuan ekspor tadinya ke Vietnam, Thailand, Singapura, Srilanka Amerika Serikat dan Malaysia. Tadinya memang ekspor biasa tapi ada persyaratan yang dilanggar," kata Bambang.

Modusnya, ujar Bambang, eksportir tidak punya sertifikat ekspor Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), tidak ada sistem kontrol pencegahan terjadinya masalah atas identifikasi di titik kritis produksi.

"Nah, HACCP ini syarat ekspor perikanan dan tidak teregistrasi di KKP. Tidak dilengkapi keterangan kesehatan untuk konsumsi manusia. Jadi bisa dibayangkan kalau ini diekspor lalu buruk bagi manusia, maka akan buruk bagi pandangan kualitas ekspor dari Indonesia," pungkasnya.

Ikan-ikan yang termasuk dalam ekspor ilegal tersebut adalah Frozen Shark Fish (Ikan Hiu Beku), Frozen Shrimps (udang beku), Dry Fish (ikan kering), Salted Jellyfish (ubur2 yang diasinkan), Assorted Dry And Kooney (aneka ikan kering).

Selain itu, Dried Shark Skin and Bone (kulit dan tulang hiu yang dikeringkan), Mixed Fish (aneka ikan), Frozen Tuna Loin (daging tuna beku), Frozen Muroajii For Bait (ikan muroaji kering untuk umpan), Frozen Spanish Mackarel (makarel spanyol kering).