Hotel Bisnis Barudi Tengah Kota
A
A
A
Sebagai kota bisnis bertaraf internasional, Jakarta semakin dimeriahkan dengan pembukaan hotel premium baru dari operator kenamaan dunia.
Apalagi dipicu juga sejumlah riset yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan penggerak properti utama di antara negara-negara Asia.
Yang terbaru, perusahaan properti, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (Buva Group), menargetkan pembangunan Hotel Alila SCBD Jakarta akan beroperasi pada semester II/2016. Saat ini progres fisik Hotel Alila yang memiliki investasi sebesar Rp450 miliar tersebut sudah mencapai 50% lebih.
“Target kami pada semester dua tahun depan Hotel Alila SCBD ini rampung dan bisa dioperasikan,” kata Direktur PT Bukit Uluwatu Villa Tbk Hendrik Utomo. Hendrik mengatakan, Hotel Alila SCBD dibangun di atas lahan seluas 5.000 meter persegi dan menjadikannya hotel bintang lima dengan kapasitas 240 kamar serta memiliki tujuh ruangan untuk meeting serta fasilitas lain seperti gym dan spa.
Menurut dia, hotel di kawasan SCBD Sudirman masih sedikit dan baru ada Hotel Ritz Carlton yang hadir di kawasan tersebut. Karena itu, Buva Group melihat potensi pasar di kawasan ini sangat tinggi, terutama untuk MICE dan pelaku usaha yang mayoritas berada di Jakarta dan kawasan SCBD. “Kami tentu optimistis, Alila SCBD akan menjadi alternatif para investor, pelaku usaha, dan pebisnis untuk menginap maupun melakukan kegiatan bisnis,” tutur Hendrik.
Hendrik mengatakan, kawasan SCBD sangat prospektif dan terus berkembang. Apalagi jika nanti gedung tertinggi Signature Tower berdiri di sana, tentu akan semakin menambah nilai wilayah tersebut dan berimbas juga pada bangunanbangunan di sekitarnya. “Kawasan ini masih banyak sekali aktivitas bisnis dan usaha yang bisa ditampung. Karena itu, Alila mencoba menyasar pada kalangan pebisnis,” sebutnya.
Selain Alila SCBD yang sedang dikembangkan, Buva Group saat ini juga sedang menggarap proyek hotel terbaru, yakni Alila Villa Bintan, Alila Villas Uluwatu, Bali, dan Alila Ubud, Bali, yang telah berdiri sejak 2006. “Kami juga sedang membangun proyek hotel baru bintang empat di Cirebon dan Banyuwangi,” sebut Hendrik. Kedua kota tersebut sudah cukup berkembang dengan pesat pertumbuhan ekonominya, termasuk juga wisatanya. Jadi tak mengherankan bila kedua daerah tadi menjadi sasaran investasi bagi Buva Group dengan membangun hotel baru.
“Kami tentu selektif memilih daerah dan kita tahu bahwa kedua wilayah tersebut saat ini pertumbuhan ekonominya cukup bagus dan ini menjadi peluang kami. Meski demikian, kami tidak akan membangun hotel bintang empat ke bawah (hotel bujet), melainkan hotel untuk sasaran kelas menengah atas,” ujar Hendrik. Sementara itu, menjelang hari raya Idul Fitri tahun ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan sebuah terobosan dengan meluncurkan fasilitas hotel di dalam Stasiun Gambir.
Fasilitas bernama Rail Transit Suite Gambir itu untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang kereta yang tengah transit di Jakarta. Direktur Utama PT KA Wisata Adi Suryatmini mengatakan, fasilitas hotel transit ini tidak hanya dibutuhkan oleh penumpang kereta api, juga dapat menampung keperluan pelanggan yang menggunakan moda transportasi lain yang terkoneksi dengan Stasiun Gambir dari stasiun besar lain.
“Rail Transit Suite ini juga merupakan related business dari kepariwisataan yang terdiri atas kebutuhan akan transportasi dan akomodasi bagi para masyarakat,” kata Adi. Adi mengungkapkan, Rail Transit Suite Gambir berlokasi persis di sisi selatan lantai satu Stasiun Gambir, memiliki luas bangunan 487 meter dengan kapasitas 23 kamar, terdiri atas 14 kamar tipe single , empat kamar tipe twin , dan lima kamar tipe double dilengkapi fasilitas yang sesuai kebutuhan customer .
“Seperti TV satelit, Wi-Fi, AC, water heater , dan tersedia air mineral,” terangnya. Dia menuturkan, untuk waktu pemakaian kamar menggunakan sistem per enam jam, per delapan jam, per 12 jam, sampai per 24 jam. Tarif yang ditawarkan untuk tipe single berkisar antara Rp290.000 hingga Rp420.000 dan untuk tipe twin atau double berkisar antara Rp360.000 hingga Rp550.000.
Selain itu, sambung Adi, Rail Transit Suite Gambir juga menyediakan fasilitas penunjang seperti shower room sebanyak empat unit dengan tarif mulai Rp40.0000 sampai Rp55.000 yang dilengkapi fasilitas handuk, sabun, sampo, water heater , setrika uap, hair dryer , dan minuman.
“Sebagai penunjang keperluan penumpang yang ingin menitipkan barang-barang untuk sementara waktu, tersedia fasilitas locker dengan tarif yang terjangkau,” pungkasnya.
Rendra hanggara
Apalagi dipicu juga sejumlah riset yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan penggerak properti utama di antara negara-negara Asia.
Yang terbaru, perusahaan properti, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (Buva Group), menargetkan pembangunan Hotel Alila SCBD Jakarta akan beroperasi pada semester II/2016. Saat ini progres fisik Hotel Alila yang memiliki investasi sebesar Rp450 miliar tersebut sudah mencapai 50% lebih.
“Target kami pada semester dua tahun depan Hotel Alila SCBD ini rampung dan bisa dioperasikan,” kata Direktur PT Bukit Uluwatu Villa Tbk Hendrik Utomo. Hendrik mengatakan, Hotel Alila SCBD dibangun di atas lahan seluas 5.000 meter persegi dan menjadikannya hotel bintang lima dengan kapasitas 240 kamar serta memiliki tujuh ruangan untuk meeting serta fasilitas lain seperti gym dan spa.
Menurut dia, hotel di kawasan SCBD Sudirman masih sedikit dan baru ada Hotel Ritz Carlton yang hadir di kawasan tersebut. Karena itu, Buva Group melihat potensi pasar di kawasan ini sangat tinggi, terutama untuk MICE dan pelaku usaha yang mayoritas berada di Jakarta dan kawasan SCBD. “Kami tentu optimistis, Alila SCBD akan menjadi alternatif para investor, pelaku usaha, dan pebisnis untuk menginap maupun melakukan kegiatan bisnis,” tutur Hendrik.
Hendrik mengatakan, kawasan SCBD sangat prospektif dan terus berkembang. Apalagi jika nanti gedung tertinggi Signature Tower berdiri di sana, tentu akan semakin menambah nilai wilayah tersebut dan berimbas juga pada bangunanbangunan di sekitarnya. “Kawasan ini masih banyak sekali aktivitas bisnis dan usaha yang bisa ditampung. Karena itu, Alila mencoba menyasar pada kalangan pebisnis,” sebutnya.
Selain Alila SCBD yang sedang dikembangkan, Buva Group saat ini juga sedang menggarap proyek hotel terbaru, yakni Alila Villa Bintan, Alila Villas Uluwatu, Bali, dan Alila Ubud, Bali, yang telah berdiri sejak 2006. “Kami juga sedang membangun proyek hotel baru bintang empat di Cirebon dan Banyuwangi,” sebut Hendrik. Kedua kota tersebut sudah cukup berkembang dengan pesat pertumbuhan ekonominya, termasuk juga wisatanya. Jadi tak mengherankan bila kedua daerah tadi menjadi sasaran investasi bagi Buva Group dengan membangun hotel baru.
“Kami tentu selektif memilih daerah dan kita tahu bahwa kedua wilayah tersebut saat ini pertumbuhan ekonominya cukup bagus dan ini menjadi peluang kami. Meski demikian, kami tidak akan membangun hotel bintang empat ke bawah (hotel bujet), melainkan hotel untuk sasaran kelas menengah atas,” ujar Hendrik. Sementara itu, menjelang hari raya Idul Fitri tahun ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan sebuah terobosan dengan meluncurkan fasilitas hotel di dalam Stasiun Gambir.
Fasilitas bernama Rail Transit Suite Gambir itu untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang kereta yang tengah transit di Jakarta. Direktur Utama PT KA Wisata Adi Suryatmini mengatakan, fasilitas hotel transit ini tidak hanya dibutuhkan oleh penumpang kereta api, juga dapat menampung keperluan pelanggan yang menggunakan moda transportasi lain yang terkoneksi dengan Stasiun Gambir dari stasiun besar lain.
“Rail Transit Suite ini juga merupakan related business dari kepariwisataan yang terdiri atas kebutuhan akan transportasi dan akomodasi bagi para masyarakat,” kata Adi. Adi mengungkapkan, Rail Transit Suite Gambir berlokasi persis di sisi selatan lantai satu Stasiun Gambir, memiliki luas bangunan 487 meter dengan kapasitas 23 kamar, terdiri atas 14 kamar tipe single , empat kamar tipe twin , dan lima kamar tipe double dilengkapi fasilitas yang sesuai kebutuhan customer .
“Seperti TV satelit, Wi-Fi, AC, water heater , dan tersedia air mineral,” terangnya. Dia menuturkan, untuk waktu pemakaian kamar menggunakan sistem per enam jam, per delapan jam, per 12 jam, sampai per 24 jam. Tarif yang ditawarkan untuk tipe single berkisar antara Rp290.000 hingga Rp420.000 dan untuk tipe twin atau double berkisar antara Rp360.000 hingga Rp550.000.
Selain itu, sambung Adi, Rail Transit Suite Gambir juga menyediakan fasilitas penunjang seperti shower room sebanyak empat unit dengan tarif mulai Rp40.0000 sampai Rp55.000 yang dilengkapi fasilitas handuk, sabun, sampo, water heater , setrika uap, hair dryer , dan minuman.
“Sebagai penunjang keperluan penumpang yang ingin menitipkan barang-barang untuk sementara waktu, tersedia fasilitas locker dengan tarif yang terjangkau,” pungkasnya.
Rendra hanggara
(ars)