Ekonomi Makin Lesu, Siap-siap PHK Massal

Rabu, 15 Juli 2015 - 11:46 WIB
Ekonomi Makin Lesu,...
Ekonomi Makin Lesu, Siap-siap PHK Massal
A A A
JAKARTA - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2015 semakin lesu dan masih sulit tembus angka 5%. Akibatnya, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran menjadi hal yang paling mungkin terjadi.

Dia menuturkan, lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia juga diwarnai dengan kondisi sektor riil yang jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kemungkinan itu ya, yang menjadi persoalan lagi sektor riilnya itu malah di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Kayak kemarin ekonomi tumbuh 4,7% (kuartal I) tapi industri hanya 3,8%. Di kuartal II juga begitu," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Rabu (15/7/2015).

Menurut dia, saat ini yang relatif masih tumbuh baik hanyalah sektor jasa terutama industri telekomunikasi. Bahkan, industri makanan dan minuman yang seharusnya tumbuh baik saat Ramadan dan lebaran justru menunjukkan kondisi sebaliknya.

"Jadi yang relatif masih tumbuh hanya jasa telekomunikasi. Coba bayangkan, uang anak sekolah saja kemudian, lebih dulu pulsa. Artinya, pertumbuhan telekomunikasi luar biasa, tapi industri sektor riil bahkan termasuk makanan dan minuman justru menurun," imbuh dia.

Saat ini, sambung Enny, industri makanan dan minuman hanya tumbuh 3% dari sebelumnya bisa mencapai 5%. Kondisi ini, sudah barang tentu menyebabkan pengusaha yang bergerak di sektor riil menjadi rugi.

"Kalau yang jualan jasa masih relatif jalan termasuk impor. Tetapi yang produksi sektor riil yang drop. Artinya implikasinya luas, kalau tidak menghasilkan barang, ini yang jadi ancaman tenaga kerja," terangnya.

Dia menambahkan, industri yang paling rentan terjadi PHK massal saat ini adalah industri padat karya, yang banyak menyerap tenaga kerja.

"Terutama memang yang dikhwatirkan industri padat karya, terutama yang besar-besar itu tekstil, garmen, makanan dan minuman. Itu kan justru yang labour intensive," pungkas Enny.

Baca:

Ekonomi Melemah, Pengusaha Akui Terjadi PHK Massal

HT Prihatin Terjadi PHK Saat Mendekati Lebaran
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7921 seconds (0.1#10.140)