Kekhawatiran Bursa China Surut, Wall Street Melesat
A
A
A
NEW YORK - Indeks saham di Wall Street berakhir melesat pada Selasa waktu setempat karena kekhawatiran terhadap bursa China surut.
Perhatian investor telah bergeser dari kejatuhan bursa China ke kinerja emiten di Amerika Serikat (AS) dan spekulasi bahwa Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini.
Dengan pertemuan kebijakan the Fed selama dua hari yang berakhir pada Rabu waktu setempat, investor mencari sinyal tentang waktu penaikan suku bunga.
"September mungkin tetapi kemungkinan meningkat bahwa kenaikan suku bunga dilakukan pada Desember," kata Kepala Strategi Saham di US Bank Wealth Management Terry Sandven, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (29/7/2015).
Semua sektor di indeks S&P 500 naik, dengan sektor energi melompat sebesar 2,99% karena harga minyak pulih dari posisi terendah enam bulan.
Sementara kepercayaan konsumen AS melemah pada bulan Juli ke level terendah sejak September karena kurang optimistisnya investor pada pasar tenaga kerja.
Adapun laporan kinerja emiten pada kuartal II berjalan baik. Data Reuters menyebut bahwa analis memperkirakan laba emiten di S&P 500 naik tipis 0,3% dan pendapatan menurun 4,0%.
Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mencatat kenaikan lebih dari 1%, sedangkan Nasdaq Composite sedikit di bawahnya. Dow Jones Industrial Average naik 1,09% ke 17.630,27; indeks S&P 500 naik 1,24% menjadi 2.093,25 dan Nasdaq bertambah 0,98% menjadi 5.089,21.
Sebanyak 7,3 miliar saham ditransaksikan di bursa AS, di atas rata-rata harian sepanjang bulan ini sebanyak 6,7 miliar saham.
Perhatian investor telah bergeser dari kejatuhan bursa China ke kinerja emiten di Amerika Serikat (AS) dan spekulasi bahwa Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini.
Dengan pertemuan kebijakan the Fed selama dua hari yang berakhir pada Rabu waktu setempat, investor mencari sinyal tentang waktu penaikan suku bunga.
"September mungkin tetapi kemungkinan meningkat bahwa kenaikan suku bunga dilakukan pada Desember," kata Kepala Strategi Saham di US Bank Wealth Management Terry Sandven, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (29/7/2015).
Semua sektor di indeks S&P 500 naik, dengan sektor energi melompat sebesar 2,99% karena harga minyak pulih dari posisi terendah enam bulan.
Sementara kepercayaan konsumen AS melemah pada bulan Juli ke level terendah sejak September karena kurang optimistisnya investor pada pasar tenaga kerja.
Adapun laporan kinerja emiten pada kuartal II berjalan baik. Data Reuters menyebut bahwa analis memperkirakan laba emiten di S&P 500 naik tipis 0,3% dan pendapatan menurun 4,0%.
Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mencatat kenaikan lebih dari 1%, sedangkan Nasdaq Composite sedikit di bawahnya. Dow Jones Industrial Average naik 1,09% ke 17.630,27; indeks S&P 500 naik 1,24% menjadi 2.093,25 dan Nasdaq bertambah 0,98% menjadi 5.089,21.
Sebanyak 7,3 miliar saham ditransaksikan di bursa AS, di atas rata-rata harian sepanjang bulan ini sebanyak 6,7 miliar saham.
(rna)