Mata Uang Utama Defensif, Rupiah Ditutup Melemah
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini ditutup melemah di tengah defensifnya mata uang utama dunia sebelum rilis pertemuan Bank Sentral AS.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp13.470/USD. Posisi tersebut turun 3 poin dibanding kemarin di Rp13.467/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah juga berada di level Rp13.457/USD, dengan kisaran harian Rp13.435-Rp13.475/USD. Posisi ini melemah 20 poin dari posisi penutupan sebelumnya di Rp13.437/USD.
Sementara nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg di level Rp13.456/USD, menguat 9 poin dibanding penutupan perdagangan kemarin di level Rp13.465/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.444/USD, terapresiasi 16 poin dari penutupan sebelumnya di Rp13.460/USD.
Mata uang utama dunia yang terkait erat dengan harga komoditas kembali defensif karena harga minyak melemah dan pedagang menunggu hasil dari pertemuan Federal Reserve AS (the Fed).
USD, euro dan yen semuanya stabil. Mata uang AS mendatar terhadap sejumlah mata uang utama menjelang rilis pertemuan Fed, yang mungkin memudarkan ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga pada September tahun ini.
"Komitmen banyak orang di September (kenaikan suku bunga AS) telah menjauh," kata ahli strategi mata uang di Rabobank Jane Foley, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (29/7/2015).
Pada penawaran awal di Eropa, USD naik 0,2% terhadap euro ke 1,1040 dan 0,1% terhadap yen ke 123,71 dan dolar Selandia Baru naik ke 0,6739/USD. Pecundang terbesar di antara mata uang utama adalah dolar Australia, yang turun hampir 0,5% terhadap USD menjadi 0,7302.
(Baca: Yen Terapresiasi, Rupiah Siang Ini Masih Positif)
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp13.470/USD. Posisi tersebut turun 3 poin dibanding kemarin di Rp13.467/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah juga berada di level Rp13.457/USD, dengan kisaran harian Rp13.435-Rp13.475/USD. Posisi ini melemah 20 poin dari posisi penutupan sebelumnya di Rp13.437/USD.
Sementara nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg di level Rp13.456/USD, menguat 9 poin dibanding penutupan perdagangan kemarin di level Rp13.465/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.444/USD, terapresiasi 16 poin dari penutupan sebelumnya di Rp13.460/USD.
Mata uang utama dunia yang terkait erat dengan harga komoditas kembali defensif karena harga minyak melemah dan pedagang menunggu hasil dari pertemuan Federal Reserve AS (the Fed).
USD, euro dan yen semuanya stabil. Mata uang AS mendatar terhadap sejumlah mata uang utama menjelang rilis pertemuan Fed, yang mungkin memudarkan ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga pada September tahun ini.
"Komitmen banyak orang di September (kenaikan suku bunga AS) telah menjauh," kata ahli strategi mata uang di Rabobank Jane Foley, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (29/7/2015).
Pada penawaran awal di Eropa, USD naik 0,2% terhadap euro ke 1,1040 dan 0,1% terhadap yen ke 123,71 dan dolar Selandia Baru naik ke 0,6739/USD. Pecundang terbesar di antara mata uang utama adalah dolar Australia, yang turun hampir 0,5% terhadap USD menjadi 0,7302.
(Baca: Yen Terapresiasi, Rupiah Siang Ini Masih Positif)
(rna)