Pertalite Tekan Kerugian Pertamina dari Premium

Kamis, 06 Agustus 2015 - 10:13 WIB
Pertalite Tekan Kerugian Pertamina dari Premium
Pertalite Tekan Kerugian Pertamina dari Premium
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (persero) optimistis penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite mampu menekan kerugian penjualan premium hingga Rp3 triliun apabila target penjualan sebanyak 30% tercapai tahun ini.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, penjualan pertalite saat ini belum memberikan keuntungan bagi perusahaan. Namun, penjualan pertalite diharapkan mampu menekan kerugian akibat penjualan premium sebesar Rp12 triliun akibat masih di bawah harga keekonomian. ”Level pertalite sekarang pada level belum sampai untung. Namun, bisa mengurangi kerugian. Oleh karena itu, seandainya 30% konsumen premium pindah ke pertalite kerugian bisa berkurang Rp3 triliun,” ujar dia di sela pemaparan kinerja Pertamina di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, kemarin.

Menurutnya, pertalite saat ini sudah memegang share 12% dari seluruh penjualan BBM Pertamina. Dengan begitu, pihaknya optimistis sampai tahun ini target tersebut dapat tercapai, apalagi melihat jaringan SPBU pertalite yang terus diperluas. ”Saat ini pertalite sudah memegang share 12% gasolin secara total. Kalau kita lihat tren SPBU pertalite yang sudah ada migrasi 30% optimis terjadi,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, sejak diluncurkan pada 24 Juli lalu konsumsi pertalite terus menunjukkan tren peningkatan. Dia optimistis penjualan pertalite mampu menggeser market premium sebesar 30% dengan catatan disparitas harga antara premium dan pertalite tidak lebih dari Rp900 per liter. ”Kalau selisihnya Rp900 maka 20-30% konsumen premium bisa digantikan pertalite. Faktanya memang premium bergeser tapi belum sampai 20%,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan, keberadaan pertalite memang untuk mendorong masyarakat beralih dari premium tapi tidak menghapus premium. Pertamina ingin memberikan banyak varian produk kepada masyarakat dengan kualitas oktan yang lebih baik dari premium. ”Jadi, keberadaan pertalite tidak menghapus premium. Tapi, tentu masyarakat dihadapkan banyak pilihan. Pertalite mempunyai kualitas yang lebih baik dari premium,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, disparitas harga antara premium dengan pertalite bisa diperkecil lagi dengan melihat tren harga minyak dunia. Namun, Pertamina belum akan merevisi harga pertalite karena masih menunggu formula harga baru dari pemerintah. ”Kita belum ada rencana ke situ nanti kita lihat trennya kalau harga premium sudah ditentukan dengan harga yang benar, maka deltanya akan lebih sempit. Sehingga, target bisa tercapai,” tandasnya.

Dia menyebut, konsumsi rata-rata pertalite di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) per Agustus ini mencapai 4,5 kiloliter (kl) atau secara persentase sebesar 13,5%. Dengan demikian, konsumsi premium pada bulan itu hanya 65,8 kl. Demi mengejar target penjualan pertalite, kata dia, Pertamina akan menambah distribusi pertalite di 14 jaringan SPBU area Jabodetabek. Tidak hanya itu, Pertamina juga akan memperluas jaringan pertalite di Solo, Boyolali, dan Semarang.

”Kita percepat di Jawa. Sudah dapat izin dari Pak Dirut (Pertamina). Targetnya akhir tahun sampai 500 SPBU secara nasional. Karena jujur saja ini untuk mengurangi kerugian premium,” jelasnya.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menambahkan, per 1 Agustus Pertamina telah menambah pasokan pertalite di 11 SPBU, di antaranya di Depok, Cimahi, dan Jakarta Selatan. Penambahan pertalite di sejumlah SPBU tersebut guna memenuhi permintaan masyarakat.

Nanang wijayanto
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4910 seconds (0.1#10.140)