China Serahkan Uji Kelayakan Kereta Cepat ke Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Komisi Pembangunan dan Reformasi Republik Rakyat China Xu Shaoshi menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta untuk menyerahkan uji kelayakan kereta api cepat.
Mereka yang menemui Presiden Jokowi hari ini merupakan utusan khusus Presiden China Xi Jin Ping. Pertemuan itu memang khusus membahas proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Shaoshi mengatakan, proyek itu memakan waktu tiga tahun, alias rampung pada 2018. "Groundbreaking akhir Agustus ini," kata dia saat jumpa pers di kantor presiden, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Menurutnya, kereta cepat yang ada di negaranya sudah teruji kelayakannya. Kecepatan kereta cepat itu, 350 km per-jam dan mengklaim sistem keamanan kereta cepat asal China telah terjamin. Pihaknya hari ini tela menyerahkan uji kelayakan kepada Presiden Jokowi.
"Ada beberapa ciri khas yang ingin disampaikan jalur ini lebih panjang dan kecepatannya lebih tinggi. Delapan stasiun mulai Halim ekstensi Manggarai dan Gambir. Kereta api cepat ini akan mengakselerasi kereta yang ada dan MRT yang akan ada," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, proyek itu akan menyedot 10.000 lowongan kerja per tahun. Sementara, Menteri koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, pemerintah akan mempelajari terlebih dahulu feasibility study (FS) atau uji kelayakan yang diberikan konsorsium China, sebelum mengambil keputusan.
Sebab, lanjut dia, proyek itu juga diminati Jepang. Di man Jepang telah menyerahkan hasil uji kelayakan serta proposal pengajuan kepada pemerintah Indonesia.
"Dari yang berminat kita akan pilih satu yang terbaik. Itu kan proposal mereka (China). Pemerintah yang akan menentukan siapa yang akan membangun proyek ini," tutupnya.
Mereka yang menemui Presiden Jokowi hari ini merupakan utusan khusus Presiden China Xi Jin Ping. Pertemuan itu memang khusus membahas proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Shaoshi mengatakan, proyek itu memakan waktu tiga tahun, alias rampung pada 2018. "Groundbreaking akhir Agustus ini," kata dia saat jumpa pers di kantor presiden, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Menurutnya, kereta cepat yang ada di negaranya sudah teruji kelayakannya. Kecepatan kereta cepat itu, 350 km per-jam dan mengklaim sistem keamanan kereta cepat asal China telah terjamin. Pihaknya hari ini tela menyerahkan uji kelayakan kepada Presiden Jokowi.
"Ada beberapa ciri khas yang ingin disampaikan jalur ini lebih panjang dan kecepatannya lebih tinggi. Delapan stasiun mulai Halim ekstensi Manggarai dan Gambir. Kereta api cepat ini akan mengakselerasi kereta yang ada dan MRT yang akan ada," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, proyek itu akan menyedot 10.000 lowongan kerja per tahun. Sementara, Menteri koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, pemerintah akan mempelajari terlebih dahulu feasibility study (FS) atau uji kelayakan yang diberikan konsorsium China, sebelum mengambil keputusan.
Sebab, lanjut dia, proyek itu juga diminati Jepang. Di man Jepang telah menyerahkan hasil uji kelayakan serta proposal pengajuan kepada pemerintah Indonesia.
"Dari yang berminat kita akan pilih satu yang terbaik. Itu kan proposal mereka (China). Pemerintah yang akan menentukan siapa yang akan membangun proyek ini," tutupnya.
(izz)