Kawasan Industri Potensial Jadi Pusat Logistik
A
A
A
GRESIK - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menilai kawasan industri yang mengintegrasikan antara kawasan industri dengan infrastruktur pendukung, potensial jadi pusat logistik.
Infrastruktur yang mampu mendukung tersebut seperti pelabuhan laut dalam, power plant, jalan tol, dan jalur kereta api.
Sehingga, ini akan membuat keefisienan bagi industri yang ada di kawasan tersebut maupun industri lainnya yang berkembang di kawasan tersebut.
"Kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan, potensial dikembangkan sebagai pusat logistik. Dengan demikian, dapat membuat biaya logistik lebih efisien. Kami akan mmbicarakan lebih lanjut dengan Bea Cukai untuk mendukung kemungkinan tersebut," katanya saat melakukan kunjungan ke kawasan industri Jaca Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Minggu (23/8/2015).
Kunjungan ini juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin.
Franky menambahkan, apabila pengelola kawasan industri juga mengembangkan kawasannya sebagai pusat logistik, maka akan meningkatkan daya saing kawasan sebagai tempat berinvestasi.
"Nanti konsep serupa juga dapat dikembangkan pada pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK). Kemudahan logistik, baik yang menyangkut ekspor dan impor, dapat memperkuat daya tarik kawasan ekonomi khusus, selain berbagai kemudahan fiskal dan non fiskal yang sedang disiapkan pemerintah," terang dia.
JIIPE memilili kawasan industri seluas 2.933 hektare, dilengkapi pelabuhan laut seluas 406 hektare dan kawasan hunian seluas 77 hektare. Nilai total investasi pengembangan kawasan industri ini sebesar Rp50 triliun. Kawasan industri ini dikelola perusahaan patungan antara PT AKR dan Pelindo III.
Saat ini, JIIPE sedang memasuki masa konstruksi yang dilakukan dua BUMN yaitu PT Hutama Karya dan Waskita Karya. Dalam prosesnya, terserap 1.500 tenaga kerja langsung, 90% berasal dan masyarakat sekitar kawasan industri yakni Kecamatan Bungah dan Kecamatan Manyar Gresik.
Infrastruktur yang mampu mendukung tersebut seperti pelabuhan laut dalam, power plant, jalan tol, dan jalur kereta api.
Sehingga, ini akan membuat keefisienan bagi industri yang ada di kawasan tersebut maupun industri lainnya yang berkembang di kawasan tersebut.
"Kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan, potensial dikembangkan sebagai pusat logistik. Dengan demikian, dapat membuat biaya logistik lebih efisien. Kami akan mmbicarakan lebih lanjut dengan Bea Cukai untuk mendukung kemungkinan tersebut," katanya saat melakukan kunjungan ke kawasan industri Jaca Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Minggu (23/8/2015).
Kunjungan ini juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin.
Franky menambahkan, apabila pengelola kawasan industri juga mengembangkan kawasannya sebagai pusat logistik, maka akan meningkatkan daya saing kawasan sebagai tempat berinvestasi.
"Nanti konsep serupa juga dapat dikembangkan pada pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK). Kemudahan logistik, baik yang menyangkut ekspor dan impor, dapat memperkuat daya tarik kawasan ekonomi khusus, selain berbagai kemudahan fiskal dan non fiskal yang sedang disiapkan pemerintah," terang dia.
JIIPE memilili kawasan industri seluas 2.933 hektare, dilengkapi pelabuhan laut seluas 406 hektare dan kawasan hunian seluas 77 hektare. Nilai total investasi pengembangan kawasan industri ini sebesar Rp50 triliun. Kawasan industri ini dikelola perusahaan patungan antara PT AKR dan Pelindo III.
Saat ini, JIIPE sedang memasuki masa konstruksi yang dilakukan dua BUMN yaitu PT Hutama Karya dan Waskita Karya. Dalam prosesnya, terserap 1.500 tenaga kerja langsung, 90% berasal dan masyarakat sekitar kawasan industri yakni Kecamatan Bungah dan Kecamatan Manyar Gresik.
(izz)