Ini Kata Gubernur BI soal Tiarapnya Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan, aksi jual (sell off) di pasar global memberi imbas terhadap tiarapnya nilai tukar rupiah dan bursa saham.
Menurut dia, perkembangan pasar keuangan dan saham di dalam negari tidak terlepas dari kondisi global, yang penuh dengan ketidakpastian.
"Hari ini ada global sell off, jadi itu pelaku pasar modal hampir semua sedang melepas saham. Ini berdampak ke Indonesia," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (24/8/2015).
Selain itu, Agus juga menegaskan bahwa kondisi negara yang dipimpin oleh Barack Obama saat ini sedang menunjukkan kekuatannya untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan (Fed rate) demi mendongkrak ekonomi.
"Iya, tadi saat kami bicara di DPR, dijelaskan juga soal kondisi Amerika yang sedang bagus dan naik tingkat bunganya, dan kondisi di China yang kita semua tahu seperti apa. Selain itu, ada komoditas yang turun, minyak yang turun dan kekhawatiran orang melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia," tutur dia.
Mencermati kondisi ini, dia mengatakan, Bank Indonesia akan setia berada di pasar agar kondisinya tidak berada di bawah nilai wajar (undervalue), meskipun saat ini BI meyakini bahwa pelemahan rupiah sudah cukup dalam (overshoot).
"Sekarang overshoot, nanti kalau sudah undervalue perlu ada kerja sama dan tidak bisa dibiarkan. Eksportir sekarang sudah saatnya lepas valuta asing agar supply dan demand seimbang dan agar nilai tukar tidak tertekan. Sesuai UU, kami akan jaga stabilitas rupiah," pungkasnya.
Baca:
Rupiah Dinilai Dibiarkan Melemah Sejak 2008
Rupiah Ambruk, Pemerintah Jangan Salahkan Global
Menurut dia, perkembangan pasar keuangan dan saham di dalam negari tidak terlepas dari kondisi global, yang penuh dengan ketidakpastian.
"Hari ini ada global sell off, jadi itu pelaku pasar modal hampir semua sedang melepas saham. Ini berdampak ke Indonesia," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (24/8/2015).
Selain itu, Agus juga menegaskan bahwa kondisi negara yang dipimpin oleh Barack Obama saat ini sedang menunjukkan kekuatannya untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan (Fed rate) demi mendongkrak ekonomi.
"Iya, tadi saat kami bicara di DPR, dijelaskan juga soal kondisi Amerika yang sedang bagus dan naik tingkat bunganya, dan kondisi di China yang kita semua tahu seperti apa. Selain itu, ada komoditas yang turun, minyak yang turun dan kekhawatiran orang melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia," tutur dia.
Mencermati kondisi ini, dia mengatakan, Bank Indonesia akan setia berada di pasar agar kondisinya tidak berada di bawah nilai wajar (undervalue), meskipun saat ini BI meyakini bahwa pelemahan rupiah sudah cukup dalam (overshoot).
"Sekarang overshoot, nanti kalau sudah undervalue perlu ada kerja sama dan tidak bisa dibiarkan. Eksportir sekarang sudah saatnya lepas valuta asing agar supply dan demand seimbang dan agar nilai tukar tidak tertekan. Sesuai UU, kami akan jaga stabilitas rupiah," pungkasnya.
Baca:
Rupiah Dinilai Dibiarkan Melemah Sejak 2008
Rupiah Ambruk, Pemerintah Jangan Salahkan Global
(rna)