Ekonomi Terpuruk, Perajin Rotan Terancam Gulung Tikar

Rabu, 26 Agustus 2015 - 10:42 WIB
Ekonomi Terpuruk, Perajin...
Ekonomi Terpuruk, Perajin Rotan Terancam Gulung Tikar
A A A
PADANG - Terpuruknya pereknomian dalam negeri disertai naiknya harga kebutuhan pokok membuat para perjain rotan di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) terancam gulung tikar. Mereka sebagian besar beralih profesi sebagai buruh bangunan.

Kabupaten Mentawai, Sumbar ini memang terkenal sebagai salah satu daerah penghasil rotan berkualitas unggul di dunia, sehingga usaha kerajinan rotan banyak dikembangkan masyarakat Kota Padang menjadi salah satu usaha yang cukup menjanjikan.

Sayangnya, bisnis ini belakangan mulai lesu dan perlahan mulai ditinggalkan para perajin rotan, karena rendahnya nilai jual dan daya beli masyarakat.

Berdasarkan pantauan di lapangan, Rabu (26/8/2015), salah satu pusat kerajinan rotan yang ada di kawasan Kampung Pitameh, Kelurahan Tanjung Saba, Lubuk Begalung, Kota Padang, hanya tampak satu atau dua orang perajin yang masih menganyam rotan di kawasan ini. Padahal, lokasi ini dikenal pusat kerajinan rotan.

Hasil dari kerajinan ini misalnya ayunan bayi, kursi, meja, dan berbagai perabotan rumah tangga yang terbuat dari rotan lengkap tersedia di daerah ini. Pasarnya pun merambah hingga keluar Provinsi Sumbar, bahkan mancanegara.

Namun belakangan ini usahanya merosot dan ditinggalkan karena dianggap sudah tidak menjanjikan. Menurut, para perajin, rendahnyadaya beli masyarakat karena ambruknya perekonomian saat ini serta mahalnya biaya bahan baku yang dipengaruhi jatuhnya nili rupiah.

Bahkan tidak sedikit usaha ini dijadikan sebagi usaha sampingan bagi para perajin rotan saat ini. Seperti yang dialami zulfikri, yang sudah menggeluti bisnis ini sejak 1972.

Setidaknya, setahun terkahir ini dia terpaksa harus menjadi buruh bangunan di salah satu proyek di PT Semen Padang untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Hal yang sama juga turut dirasakan Rina, perajin rota yang saat ini berencana akan menutup usahanya tersebut lantaran tidak adanya pembeli.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7294 seconds (0.1#10.140)