Ini Kerumitan Benahi Masalah Dwelling Time
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengakui beberapa kerumitan yang terjadi dalam membenahi lamanya waktu bongkar muat atau dwelling time di pelabuhan.
Pertama, dia menjelaskan, bahwa terkendala kereta barang yang tidak beroperasi maksimal. Menurut dia, seharusnya kereta barang bisa langsung masuk ke pelabuhan agar bisa mempercepat proses dwelling time.
Dia menuturkan, operasional maksimal dari kereta barang di pelabuhan akan memangkas waktu dwelling time menjadi hanya sepertiga dari biasanya.
"Kereta api barang langsung masuk angkut kontainer. Kalau masuk, sepertiga kemacetan di Tanjung Priok bisa selesai," ujarnya di Jakarta, Senin (31/8/2015).
Kedua, dia menambahkan soal harga sewa penyimpanan di pelabuhan. Menurut dia, murahnya sewa untuk menyimpan barang di pelabuhan bisa menjadi celah importir melakukan penimbunan.
"(Sewa barang) Rp27.000, itu murah daripada simpan barang di luar (gudang), mahal. Kita akan ubah kebijakan harga lebih mahal agar cepat keluar dari Tanjung Priok," jelas Rizal.
Selain itu, dia menyampaikan, sistem komputer juga masih belum terintegrasi, sehingga membuat pencarian barang masih susah dilakukan.
"Sistem komputer belum integrasi, kontainer di mana, barang ini apa, posisi di mana, belum penuhi syarat, masih terpecah. Kita benahi juga sistemnya," pungkasnya.
Baca:
Rizal Ramli Pangkas Izin Dwelling Time hingga Sepertiga)
Solusi Rizal Ramli Atasi Pemerasan di Pelabuhan
Pertama, dia menjelaskan, bahwa terkendala kereta barang yang tidak beroperasi maksimal. Menurut dia, seharusnya kereta barang bisa langsung masuk ke pelabuhan agar bisa mempercepat proses dwelling time.
Dia menuturkan, operasional maksimal dari kereta barang di pelabuhan akan memangkas waktu dwelling time menjadi hanya sepertiga dari biasanya.
"Kereta api barang langsung masuk angkut kontainer. Kalau masuk, sepertiga kemacetan di Tanjung Priok bisa selesai," ujarnya di Jakarta, Senin (31/8/2015).
Kedua, dia menambahkan soal harga sewa penyimpanan di pelabuhan. Menurut dia, murahnya sewa untuk menyimpan barang di pelabuhan bisa menjadi celah importir melakukan penimbunan.
"(Sewa barang) Rp27.000, itu murah daripada simpan barang di luar (gudang), mahal. Kita akan ubah kebijakan harga lebih mahal agar cepat keluar dari Tanjung Priok," jelas Rizal.
Selain itu, dia menyampaikan, sistem komputer juga masih belum terintegrasi, sehingga membuat pencarian barang masih susah dilakukan.
"Sistem komputer belum integrasi, kontainer di mana, barang ini apa, posisi di mana, belum penuhi syarat, masih terpecah. Kita benahi juga sistemnya," pungkasnya.
Baca:
Rizal Ramli Pangkas Izin Dwelling Time hingga Sepertiga)
Solusi Rizal Ramli Atasi Pemerasan di Pelabuhan
(rna)