Yen Menguat terhadap USD, Rupiah Dibuka Merosot
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka merosot di tengah menguatnya yen terhadap USD.
Data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp14.340/USD. Posisi ini merosot 108 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.232/USD.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.334/USD. Posisi itu terkoreksi 8 poin dari posisi penutupan akhir pekan lalu di level Rp14.326/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.322/USD, melemah 16 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.306/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp14.326/USD dan pada pukul 10.00 WIB berada pada level Rp14.331/USD. Posisi tersebut terdepresiasi dibanding dengan penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp14.322/USD.
Sementara USD, euro dan yen sedikit berubah pada awal perdagangan di Asia karena investor menunggu hasil pertemuan Federal Reserve (The Fed) mengenai waktu menaikkan suku bunga untuk kali pertama dalam hampir satu dekade.
Euro sedikit berubah menjadi 1,1342/SD, setelah menguat 1,8% pada pekan lalu. Terhadap yen, USD melemah ke 120,65, sementara terhadap euro berada di 136,80.
Bahkan data China yang mengecewakan gagal mempengaruhi pasar, seperti pertumbuhan investasi dan produksi pabrik China pada Agustus yang bakal meningkatkan risiko bahwa pertumbuhan ekonomi di negara itu berada di bawah 7% pada kuartal III tahun ini, kali pertama sejak krisis keuangan global.
"Data produksi industri China dan investasi aset tetap yang melemah tetap mempengaruhi dolar Australia dan Selandia Baru, tapi pasar menantikan hasil pertemuan Fed," kata analis di ANZ Bank, seperti dilansir dari Reuters, Senin (14/9/2015).
The Fed akan mengadakan pertemuan selama dua hari pada 16-17 September dan pasar masih menebak apakah bank sentral akan menaikkan suku bunganya pada bulan ini atau memilih untuk melakukannya pada Desember atau awal tahun depan.
Dolar Australia terakhir diperdagangkan di 0,7084/USD, mendekati penutupan akhir pekan lalu di New York. Itu tidak jauh dari posisi 6,5 tahun di 0,6892/USD.
(Baca: Penguatan Rupiah Butuh Konfirmasi Sentimen Positif)
Data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp14.340/USD. Posisi ini merosot 108 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.232/USD.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.334/USD. Posisi itu terkoreksi 8 poin dari posisi penutupan akhir pekan lalu di level Rp14.326/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.322/USD, melemah 16 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.306/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp14.326/USD dan pada pukul 10.00 WIB berada pada level Rp14.331/USD. Posisi tersebut terdepresiasi dibanding dengan penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp14.322/USD.
Sementara USD, euro dan yen sedikit berubah pada awal perdagangan di Asia karena investor menunggu hasil pertemuan Federal Reserve (The Fed) mengenai waktu menaikkan suku bunga untuk kali pertama dalam hampir satu dekade.
Euro sedikit berubah menjadi 1,1342/SD, setelah menguat 1,8% pada pekan lalu. Terhadap yen, USD melemah ke 120,65, sementara terhadap euro berada di 136,80.
Bahkan data China yang mengecewakan gagal mempengaruhi pasar, seperti pertumbuhan investasi dan produksi pabrik China pada Agustus yang bakal meningkatkan risiko bahwa pertumbuhan ekonomi di negara itu berada di bawah 7% pada kuartal III tahun ini, kali pertama sejak krisis keuangan global.
"Data produksi industri China dan investasi aset tetap yang melemah tetap mempengaruhi dolar Australia dan Selandia Baru, tapi pasar menantikan hasil pertemuan Fed," kata analis di ANZ Bank, seperti dilansir dari Reuters, Senin (14/9/2015).
The Fed akan mengadakan pertemuan selama dua hari pada 16-17 September dan pasar masih menebak apakah bank sentral akan menaikkan suku bunganya pada bulan ini atau memilih untuk melakukannya pada Desember atau awal tahun depan.
Dolar Australia terakhir diperdagangkan di 0,7084/USD, mendekati penutupan akhir pekan lalu di New York. Itu tidak jauh dari posisi 6,5 tahun di 0,6892/USD.
(Baca: Penguatan Rupiah Butuh Konfirmasi Sentimen Positif)
(rna)