Aprindo: Industri Ritel Sedang Sakit
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicolas Mandey mengatakan, industri ritel saat ini belum bisa bangkit di tengah perlambatan ekonomi global. Apalagi, di beberapa daerah industri ritel banyak yang mengalami gulung tikar.
"Kalau dibilang sih, kita memang enggak krisis ya, tapi kita sedang sakit. Jadi artinya dengan perlambatan ekonomi ini, kita belum bisa bangkit. Belum recovery lagi di tengah kondisi saat ini," kata Ray di Jakarta, Senin (14/9/2015).
Apalagi, industrinya saat ini dihadapkan dengan situasi rupiah yang masih melemah, dolar menguat, dan kondisi kebijakan keuangan China bisa menghambat perdagangan Indonesia karena China merupakan mitra dagang Indonesia.
"Kemudian dengan adanya rancangan-rancangan yang kita dengar bahwa yuan China juga akan didevaluasi lagi, kemudian The Fed akan naikkan suku bunga. Jadi saat ini kalau bicara recovery, ya belum ya," ujarnya.
Bahkan, pihaknya sangat berharap dengan paket kebijakan ekonomi yang dirilis Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa membantu industri sembuh dari sakit, sehingga setidaknya bisa bersaing meski di ranah domestik.
"Kami sangat berharap yang kemarin 89 paket yang dikucurkan pemerintah, bisa membawa dampak positif untuk sektor industri Indonesia dan akan berlanjut sampai akhir Desember," pungkas dia.
"Kalau dibilang sih, kita memang enggak krisis ya, tapi kita sedang sakit. Jadi artinya dengan perlambatan ekonomi ini, kita belum bisa bangkit. Belum recovery lagi di tengah kondisi saat ini," kata Ray di Jakarta, Senin (14/9/2015).
Apalagi, industrinya saat ini dihadapkan dengan situasi rupiah yang masih melemah, dolar menguat, dan kondisi kebijakan keuangan China bisa menghambat perdagangan Indonesia karena China merupakan mitra dagang Indonesia.
"Kemudian dengan adanya rancangan-rancangan yang kita dengar bahwa yuan China juga akan didevaluasi lagi, kemudian The Fed akan naikkan suku bunga. Jadi saat ini kalau bicara recovery, ya belum ya," ujarnya.
Bahkan, pihaknya sangat berharap dengan paket kebijakan ekonomi yang dirilis Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa membantu industri sembuh dari sakit, sehingga setidaknya bisa bersaing meski di ranah domestik.
"Kami sangat berharap yang kemarin 89 paket yang dikucurkan pemerintah, bisa membawa dampak positif untuk sektor industri Indonesia dan akan berlanjut sampai akhir Desember," pungkas dia.
(izz)