Pemerintah Dukung RI Punya Gudang Berikat untuk Komoditas

Jum'at, 18 September 2015 - 21:31 WIB
Pemerintah Dukung RI...
Pemerintah Dukung RI Punya Gudang Berikat untuk Komoditas
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mendukung penuh pembangunan gudang berikat yang akan dibangun di Indonesia. Ini mengingat Indonesia banyak impor setiap tahun untuk komoditas tertentu yang ternyata ditimbun di negara lain.

"Selama ini kita beli kapas di Amerika, ditaruh di Kuala Lumpur, karena dia punya pusat logistik. Kita enggak. Ketika kita mau ambil di Kuala Lumpur, kita pasti kena charge lagi. Kenapa kita enggak buat di sini. Supaya enggak perlu impor lagi," kata dia di Jakarta, Jumat (18/9/2015).

‎Sebelumnya, Kementerian Keuangan, akan merevisi PP No 32/2009 soal gudang berikat. Selama ini, bahan penolong dan bahan modal ditimbun di luar negeri. Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi.

Hal tersebut juga akan memperkecil peluang dwelling time karena pusat penimbunannya ada di dalam negeri dalam bentuk gudang berikat. Selama ini ada beberapa yang ditimbun di luar negeri, seperti kapas, sehingga mereka beli di Portland.

"Karena mereka masing-masing membeli, pasti nanti transaksinya dilakukan masing-masing. Kalau masing-masing, mereka lakukan impornya dari Tanjung Priok juga masing-masing. Karena sendiri-sendiri, frekuensinya lebih tinggi. Ini kita ubah, sehingga gudang yang di portland kita pindahin ke Cikarang. Sehingga produsen-produsen kain cukup membeli di cikarang. Mereka belinya partai besar," jelasnya.

Pembelinya, lanjut Heru adalah perusahaan pusat logistik berikat nantinya.‎ Orang-orang kita juga yang beli lewat sana, skalanya ritel. Di sini, kata dia, Bea Cukai akan memfasilitasi dalam hal pembebasan bea masuk dan pajak impor.

"Peran kita di sana. Nanti kita akan bebaskan juga komoditinya selama masih ditimbun di situ.‎ Tapi kalau mereka keluar dari pusat berikat, baru mereka akan kena bea masuk. Ini sama saja narik gudang dari luar negeri ke sini," kata dia.

Atas dasr itu, hal tersebut akan ada keuntungan tersendiri. Pertama, ketersediaan bahan baku penolong itu akan anytime, kemudian paling penting mengurangi dwelling time.

"Karena yang tadinya parsial 2-3 kontainer, sekarang akan menurunkan dwelling time. Ketiga, nanti kita akan berikan layanan 7/24 jam. Jadi anytime perusahaan itu perlu, mereka bisa beli di sana. Dia tidak harus order ke luar negeri. Yaitu kita mendekatkan suplai ke manufaktur.

Misalnya dari New Zeland ditimbun ke Cikarang, maka tidak perlu dikenakan bea masuk. Nanti dari Cikarang dijual ke pabrik, baru akan dikenakan bea masuk.

"Tarifnya akan sama. Sebenarnya ini fsilitas kepabeaanan dan pajak dalam pembentukan pusat logistik. Itu keuntungannya luar biasa. Karena dia dapat margin dari partai besar, kemudian dijual ritel. Jadi lebih murah‎," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1189 seconds (0.1#10.140)