Fed Beri Sinyal Kerek Fed Rate, Rupiah Kian Tertindas USD
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini kian tertindas menguatnya dolar Amerika Serikat (USD) setelah Federal Reserve (The Fed) memberi sinyal akan mengerek suku bunga (Fed rate) tahun ini.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.738/USD. Posisi itu lebih buruk 76 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.662/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp14.693/USD. Posisi tersebut lebih parah 46 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.647/USD.
Data Yahoo Finance, rupiah juga berada pada level Rp14.693/USD, dengan kisaran harian Rp14.593-Rp14.820/USD. Posisi ini anjlok 53 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.640/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.690/USD, terkoreksi 67 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.623/USD.
Sementara USD menguat pada Jumat setelah Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan terbuka untuk menaikkan suku bunga akhir tahun ini, menempatkan USD di jalur kenaikan mingguan terbaik dalam lebih dari dua bulan.
USD telah mencapai level terendah tiga pekan terhadap sejumlah mata uang utama setelah Fed menunda menaikkan suku bunga pada pertemuan September dan memangkas pertumbuhan AS pada pekan lalu.
Namun dalam pidato Kamis, Yellen mengatakan, dia memperkirakan The Fed mulai menaikkan suku pada tahun ini, asal inflasi tetap stabil dan ekonomi AS cukup kuat untuk meningkatkan lapangan kerja.
Indeks USD naik 0,5% ke 96,502 pada Jumat, berbalik dari koreksi hari sebelumnya di 95,458 hari sebelumnya, dan mengambil keuntungan sepekan menjadi 1,7%, kinerja terbaik sejak pertengahan Juli. Sementara euro jatuh terhadap USD sebesar 0,8% menjadi 1,1138/USD dari posisi sebelumnya mendekati 1,1300/USD.
"Jika kondisi tidak memburuk antara sekarang dan laporan kerja September pekan depan, mungkin USD akan sedikit terapresiasi, tapi saya tidak yakin akan terlalu agresif," kata ahli strategi mata uang di BMO Capital Markets Stephen Gallo, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (25/9/2015).
Terhadap yen, USD menguat 0,4% ke 120,61, yang sebelumnya berada di level 119,21 sebelum komentar Yellen.
Baca:
Rupiah Menuju Penurunan Mingguan Tertajam Sejak 2013
Laju Pelemahan Rupiah Siang Ini Sedikit Mereda
USD Makin Kuat, Rupiah Dibuka Terjungkal
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.738/USD. Posisi itu lebih buruk 76 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.662/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp14.693/USD. Posisi tersebut lebih parah 46 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.647/USD.
Data Yahoo Finance, rupiah juga berada pada level Rp14.693/USD, dengan kisaran harian Rp14.593-Rp14.820/USD. Posisi ini anjlok 53 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.640/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.690/USD, terkoreksi 67 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.623/USD.
Sementara USD menguat pada Jumat setelah Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan terbuka untuk menaikkan suku bunga akhir tahun ini, menempatkan USD di jalur kenaikan mingguan terbaik dalam lebih dari dua bulan.
USD telah mencapai level terendah tiga pekan terhadap sejumlah mata uang utama setelah Fed menunda menaikkan suku bunga pada pertemuan September dan memangkas pertumbuhan AS pada pekan lalu.
Namun dalam pidato Kamis, Yellen mengatakan, dia memperkirakan The Fed mulai menaikkan suku pada tahun ini, asal inflasi tetap stabil dan ekonomi AS cukup kuat untuk meningkatkan lapangan kerja.
Indeks USD naik 0,5% ke 96,502 pada Jumat, berbalik dari koreksi hari sebelumnya di 95,458 hari sebelumnya, dan mengambil keuntungan sepekan menjadi 1,7%, kinerja terbaik sejak pertengahan Juli. Sementara euro jatuh terhadap USD sebesar 0,8% menjadi 1,1138/USD dari posisi sebelumnya mendekati 1,1300/USD.
"Jika kondisi tidak memburuk antara sekarang dan laporan kerja September pekan depan, mungkin USD akan sedikit terapresiasi, tapi saya tidak yakin akan terlalu agresif," kata ahli strategi mata uang di BMO Capital Markets Stephen Gallo, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (25/9/2015).
Terhadap yen, USD menguat 0,4% ke 120,61, yang sebelumnya berada di level 119,21 sebelum komentar Yellen.
Baca:
Rupiah Menuju Penurunan Mingguan Tertajam Sejak 2013
Laju Pelemahan Rupiah Siang Ini Sedikit Mereda
USD Makin Kuat, Rupiah Dibuka Terjungkal
(rna)