Menaker Buka-bukaan Sektor Usaha yang Rawan PHK

Senin, 28 September 2015 - 20:29 WIB
Menaker Buka-bukaan Sektor Usaha yang Rawan PHK
Menaker Buka-bukaan Sektor Usaha yang Rawan PHK
A A A
JAKARTA - Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri mengungkapkan bahwa industri padat karya menjadi sektor paling rawan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Sebab, industri tersebut lebih banyak menggunakan tenaga kerja ketimbang padat modal.

Dia menyebutkan, industri garmen, konveksi, sepatu, hingga mineral dan batubara (minerba) sejauh ini masih menjadi subsektor yang paling tertekan atas pelemahan ekonomi nasional dan global, serta anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

"‎Ya di migas itu batubara, terus di garmen, konveksi. Itu salah satu yang tertekan. Terutama yang padat karya ya," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/9/2015).

Menurutnya, seluruh industri yang lebih banyak mengandalkan tenaga kerja ketimbang modal menjadi yang paling tergerus. Sementara, industri padat modal seperti perbankan akan jauh lebih aman, karena lebih banyak menggunakan modal daripada tenaga kerja.

"‎Jadi, kalau padat modal kayak bank kan modalnya gede tapi karyawan sedikit. Kalau sepatu, tekstil itu kan tenaga kerjanya banyak. Sehingga efeknya ke masyarakat sangat berasa betul," imbuh dia.

Kebanyakan di antara mereka, lanjujt hanif, beralasan bahwa PHK lantaran kerugian yang diderita perusahaan disebabkan bahan baku impor sementara produksi berkurang. Sedangkan untuk industri minerba, lebih disebabkan harga komoditas yang relatif turun.

Sebab itu, pemerintah terus berkoordinasi dan melakukan pembicaraan dengan pengusaha untuk mengetahui lebih detail soal masalah yang dihadapi, serta mengimbau agar tidak melakukan PHK.

"Siasatnya cari yang lain dulu. Kalau selama ini yang sudah dijalankan, melakukan efisiensi. Itu kan ada yang tadinya misalnya bekerja 40 jam, dikurangi jam kerjanya. Sambil terus beri insentif ke mereka," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8316 seconds (0.1#10.140)