Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Turun Tajam

Rabu, 30 September 2015 - 23:10 WIB
Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Turun Tajam
Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Turun Tajam
A A A
JAKARTA - ANZ-Roy Morgan melaporkan indeks keyakinan konsumen Indonesia pada September 2015 turun tajam ke angka 143,2 atau anjlok 8,3 poin persentase. Bila dibanding periode yang sama tahun lalu, indeks keyakinan konsumen lebih rendah 18 poin dan jatuh di bawah rata-rata 2015 (150,7).

Dalam hal keadaan keuangan pribadi, 38% masyarakat Indonesia (turun 4 ppt dari bulan Agustus) menyatakan bahwa keuangan keluarga mereka kini ‘lebih baik’ dari tahun lalu, sedangkan 12% (tidak berubah) menyatakan keuangan keluarga ‘lebih buruk’.

Melihat ke depan, 64% masyarakat (turun 5 ppt dari Agustus) memperkirakan bahwa keuangan keluarga akan ‘lebih baik’ di waktu yang sama pada tahun depan, turun ke level terendah sejak Agustus 2012. Di lain pihak, 5% (tidak berubah) memperkirakan keuangan keluarga akan ‘lebih buruk’, nilai tertinggi untuk indikator ini sejak Februari 2014.

Untuk pandangan ekonomi Indonesia secara keseluruhan, 76% masyarakat (turun 8ppt dari Agustus) memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami ‘masa yang baik’ secara finansial selama jangka waktu 12 bulan ke depan. Angka terendah untuk indikator ini sejak Agustus 2013. Sementara itu, 24% (naik 8ppt dari Agustus) memperkirakan ‘masa yang buruk’ secara finansial, seiring dengan rasa pesimis yang naik ke tingkat paling tinggi sejak April 2012.

Sebanyak 88% masyarakat (turun 2ppt dari Agustus) memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami ‘masa yang baik’ secara ekonomi selama 5 tahun ke depan, dan 12% (naik 2ppt) memperkirakan ‘masa yang buruk’ secara ekonomi.

Di lain pihak, 50% masyarakat (turun 7ppt dari Agustus) menyatakan bahwa ‘sekarang adalah waktu yang baik untuk membeli’ peralatan rumah tangga utama, jatuh ke angka terendah selama lebih dari tiga tahun sejak Juni 2012. Sebaliknya, 47% (naik 6ppt) menyatakan ‘waktu yang buruk untuk membeli’ peralatan rumah tangga utama, nilai tertinggi yang tercatat untuk indikator ini sejak Maret 2011.

“Keyakinan konsumen Indonesia jatuh tajam selama bulan September, menimbulkan kekhawatiran yang sangat nyata mengenai apakah domestic demand mendapat basis di kuartal III 2015. Dengan proporsi masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa sekarang adalah waktu yang baik untuk belanja peralatan rumah tangga utama jatuh ke level terendah selama tiga tahun ini, maka tampaknya kecil kemungkinan bahwa konsumsi pribadi akan muncul sebagai offset untuk resesi dagang dan keringnya investasi yang terus terjadi ini," ujar Chief Economist, South Asia, ASEAN & Pacific, Glenn Maguire dalam keteangan tertulisnya kepada Sindonews, Rabu (30/9/2015).

Menurut Maguire, yang menjadi kekhawatiran terutama adalah keyakinan umum kini telah jatuh di bawah level masa taper tantrums pada 2013, dan konsumen tampak kehilangan keyakinan dengan cara yang konsisten dengan lift-off tantrums walaupun The Fed (bank sentral AS) belum mengubah suku bunganya.

"Memang, kenaikan suku Fed, saat terjadi, bisa saja bahkan lebih lagi menghambat keyakinan konsumen di sisa tahun ini, mendorong indeks ke tingkat yang jauh lebih rendah dari rata-rata jangka menengah," imbuhnya.

Dia memaparkan, antara kurs rupiah yang lebih lemah, turunnya harga komoditi (sehingga pendapatan pedesaan lebih rendah) dan kekhawatiran mengenai pandangan jangka menengah, ketiganya kemungkinan saling memengaruhi secara negatif.

"Bila memang demikian keadaannya, maka sangat kecil kemungkinan keyakinan akan stabil sampai waktu di mana harga komoditi, kurs dan ekonomi telah stabil. Namun, masih belum tampak jelas kapan ini akan terjadi,” tandasnya.

Baca juga:

Paket Kebijakan September II Berlaku Pekan Depan

Ini Isi Paket Kebijakan Ekonomi September II Jokowi

Lima Cara BI Kendalikan Permintaan Valas
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8788 seconds (0.1#10.140)