Menperin: Ngopi Bareng Gairahkan Industri Kopi Indonesia

Jum'at, 02 Oktober 2015 - 00:31 WIB
Menperin: Ngopi Bareng...
Menperin: Ngopi Bareng Gairahkan Industri Kopi Indonesia
A A A
JAKARTA - Indonesia turut menjadi salah satu negara yang menggelar perayaan resmi Hari Kopi Internasional pada 1 Oktober 2015. Perayaan ini terbilang istimewa lantaran Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga dunia dan memiliki ragam produk terbaik.

Menurut Menteri (Menperin) Perindustrian Saleh Husin, khusus yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk merayakan budaya kopi yang sudah mengakar di masyarakat Indonesi. “Acara ini memang dikemas dengan ngopi bareng, ini untuk semakin menggairahkan industri kopi dan meningkatkan produktivitas serta kualitas kopi nusantara,” kata Menperin saat meresmikan Pencanangan Hari Kopi Internasional di Indonesia di Kementerian Perindustrian, Kamis (1/10/2015).

Selain itu guna mempromosikan peningkatan konsumsi kopi di dalam negeri dan mendongkrak ekspor produk kopi ke pasar internasional yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan seluruh rantai nilai perkopian Indonesia dari petani, industri sampai dengan penyedia jasa retail kopi.

Soal perayaan ini, sebelumnya banyak negara di dunia sebelumnya merayakan hari kopi nasional di berbagai tanggal sepanjang tahun. Lantas, pada Sidang International Coffee Organization (ICO) bulan Maret 2014, negara-negara anggota ICO sepakat mengatur perayaan pertama Hari Kopi Internasional pada tanggal 1 Oktober 2015 untuk membuat satu hari perayaan bagi pecinta kopi di seluruh dunia.

Turut berpartisipasi pada acara ini antara lain Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), dan Asosiasi Kopi Luwak Indonesia (AKLI).

Selain dirayakan di Jakarta, perayaan Hari Kopi Internasionaljuga dilakukan di beberapa daerah mulai dari Aceh sampai dengan Papua oleh pemerintah daerah, pelaku usaha, komunitas dan pecinta kopi.

Menurut Menperin, aneka jenis kopi juga perlu untuk semakin dikenalkan kepada masyarakat Indonesia sendiri. “Mencoba jenis kopi juga turut menambah khasanah minuman khas Indoensia. Bukan hanya soal konsumsi tapi ada unsur pengalaman personal mencicip kopi Nusantara,” ujarnya.

Pada pencanangan Hari Kopi Internasional di Kemenperin, disajikan jenis-jenis kopi antara lain Gayo, Solok, Lintong, Manglayang, Kayumas Estate, Blawan Estate, Pancur-Angkrek, Sumbing-Sindoro, Kintamani, Flores Bajawa dan Wamena Papua yang semuanya ialah jenis arabika.

Sementara untuk robusta yaitu, “Kaba Mountain” dari Bengkulu, Bangelan Estate, dan beragam kopi siap saji.

Di media sosial, perayaan ini diramaikan pula dengan mengunggah aktivitas yang berhubungan dengan kopi di media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram pada tanggal 1 Oktober 2015 ke @ICOCoffeeOrg @Kemenperin_RI dengan tagar #InternationalCoffeeDay #KopiIndonesiaKeren.

Komoditas Unggulan

Produktivitas tanaman kopi di Indonesia baru mencapai 741 kg biji kopi/Ha/tahun untuk Robusta dan 808 Kg biji kopi/Ha/Tahun untuk Arabika. Kopi merupakan komoditas ekspor unggulan yang merupakan penghasil devisa terbesar keempat setelah kelapa sawit, karet dan kakao dengan nilai devisa lebih dari USD 1,4 Milyar dan menyerap lapangan kerja lebih dari 1,89 juta KK.

Indonesia adalah negara penghasil kopi terbesar ketigadi dunia setelah Brasil dan Vietnam dengan produksi pada tahun 2014 sebesar 685 ribu ton atau 8,9 % dari produksi kopi dunia dengan komposisi 76,7% merupakan kopi jenis robusta dan 23,3% merupakan jenis arabika.

Ekspor produk kopi olahan tahun 2014 mencapai USD 332,24 juta atau meningkat9,9% dari tahun 2013 yang mencapai USD 302,12 juta. Ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, RRC, dan Uni Emirat Arab.

Pada tahun 2014 nilai impor produk kopi olahan mencapai USD 102,71 Juta atau naik 0,18% dari tahun 2013 dengan nilai impor sebesar USD 102,52 Juta. Neraca perdagangan produk kopi olahan (ekspor dikurang impor) masih mengalami surplus sebesar USD 229,52 Juta.

Dirjen Industri Agro Kemenperin, Panggah Susanto mengatakan pengembangan industri pengolahan kopi di dalam negeri masih mempunyai prospek yang sangat baik. Pasalnya, konsumsi kopi masyarakat Indoneisa rata-rata baru mencapai 1,1 kg perkapita/tahun jauh dibawah negara – negara pengimpor kopi seperti USA 4,3 kg, Jepang 3,4 kg, Austria 7,6 kg, Belgia 8,0 kg, Norwegia 10,6 Kg dan Finlandia 11,4 Kg perkapita/tahun.

“Industri kita baru mampu menyerap sekitar 35 persen produksi kopi dalam negeri dan sisanya sebesar 65 persen masih diekspor dalam bentuk biji. Artinya, peluang pengembangannya masih terbuka lebar,” ujarnya.

Ke depan, diharapkan industri pengolahan kopi dapat melakukan diversifikasi produk kopi tidak hanya sebagai minuman tetapi dikembangkan dalam berbagai jenis produk lainnya seperti kosmetik, farmasi, essen makanan.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6801 seconds (0.1#10.140)