Airnav Gandeng MITRE Tingkatkan Kualitas Jalur Udara
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav menandatangani perjanjian kerja sama dengan konsultan kenavigasian udara asal Amerika Serikat, The MITRE Corporation di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Penandatanganan tersebut dilakukan Direktur Utama Airnav Indonesia Bambang Tjahjono dan International Director of The MITRE Corporation Gregg Leone yang disaksikan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Duta Besar Amerika untuk Indonesia Robert Blake.
Menurutnya, The MITRE Corporation akan memberikan dukungan teknis dalam program modernisasi pelayanan navigasi penerbangan Indonesia yang dicanangkan Airnav Indonesia. "Termasuk memberikan konsultasi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia," terangnya.
The MITRE akan dikontrak selama lima tahun dengan nilai kerja sama tahap pertama senilai USD2,3 juta. Kerja sama tersebut meliputi kegiatan bidang keselamatan dan keamanan penerbangan, modernisasi sistem navigasi penerbangan, pengembangan dan peningkatan pelayanan dukungan penerbangan, analisa kapasitas, serta pengembangan dan perencanaan ruang udara-bandar udara.
Di tempat yang sama, Direktur Operasi Airnav Indonesia Wisnu Darjono mengatakan, konsultan The MITRE ditunjuk karena memiliki pengalaman menangani ruang udara yang padat dan memiliki spesifikasi dalam dunia kenavigasian.
"Dari sisi pengalaman mereka sudah sangat pengalaman mengerjakan jalur udara yang padat, seperti di Negara India. Mereka (MITRE) merupakan salah satu konsultan yang berhasil menghubungkan ruang udara Eropa dan Asia," terangnya.
Wisnu menambahkan, The MITRE akan diarahkan untuk meningkatkan kualitas jalur udara yang menghubungkan Jakarta dan Makassar. "Pelayanan navigasi penerbangan kita di Indonesia sampai hari ini masih cukup baik dan masih memenuhi standar organisasi penerbangan sipil internasional. Namun, ada beberapa hal yang perlu di-upgrade, salah satunya jalur udara yang menghubungkan Jakarta-Makassar supaya setara dengan negeri tetangga," tandasnya.
Sementara itu, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake menyatakan, MITRE telah bekerja sama dengan regulator penerbangan sipil Amerika Serikat atau US Federal Aviation Administration (FAA) serta industri penerbangan untuk mengembangkan sistem prosedur dan teknologi baru guna membantu penerbangan AS.
"Kami sangat gembira bahwa melalui kesepakatan kemitraan yang baru ini bersama AirNav Indonesia, MITRE akan mendukung dan berusaha memberikan apa yang menjadi kebutuhan di sektor penerbangan Indonesia," pungkasnya.
Melalui kerja sama ini, The MITRE akan melakukan pembinaan terhadap sumber daya manusia di Airnav Indonesia sebanyak 3.600 pegawai. Di mana saat ini AirNav melakukan program modernisasi alat navigasi penerbangan di Indonesia. Proggram tersebut diluncurkan untuk meningkatkan sistem navigasi penerbangan di Tanah Air dengan jumlah bandara sebanyak 237 tempat.
Penandatanganan tersebut dilakukan Direktur Utama Airnav Indonesia Bambang Tjahjono dan International Director of The MITRE Corporation Gregg Leone yang disaksikan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Duta Besar Amerika untuk Indonesia Robert Blake.
Menurutnya, The MITRE Corporation akan memberikan dukungan teknis dalam program modernisasi pelayanan navigasi penerbangan Indonesia yang dicanangkan Airnav Indonesia. "Termasuk memberikan konsultasi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia," terangnya.
The MITRE akan dikontrak selama lima tahun dengan nilai kerja sama tahap pertama senilai USD2,3 juta. Kerja sama tersebut meliputi kegiatan bidang keselamatan dan keamanan penerbangan, modernisasi sistem navigasi penerbangan, pengembangan dan peningkatan pelayanan dukungan penerbangan, analisa kapasitas, serta pengembangan dan perencanaan ruang udara-bandar udara.
Di tempat yang sama, Direktur Operasi Airnav Indonesia Wisnu Darjono mengatakan, konsultan The MITRE ditunjuk karena memiliki pengalaman menangani ruang udara yang padat dan memiliki spesifikasi dalam dunia kenavigasian.
"Dari sisi pengalaman mereka sudah sangat pengalaman mengerjakan jalur udara yang padat, seperti di Negara India. Mereka (MITRE) merupakan salah satu konsultan yang berhasil menghubungkan ruang udara Eropa dan Asia," terangnya.
Wisnu menambahkan, The MITRE akan diarahkan untuk meningkatkan kualitas jalur udara yang menghubungkan Jakarta dan Makassar. "Pelayanan navigasi penerbangan kita di Indonesia sampai hari ini masih cukup baik dan masih memenuhi standar organisasi penerbangan sipil internasional. Namun, ada beberapa hal yang perlu di-upgrade, salah satunya jalur udara yang menghubungkan Jakarta-Makassar supaya setara dengan negeri tetangga," tandasnya.
Sementara itu, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake menyatakan, MITRE telah bekerja sama dengan regulator penerbangan sipil Amerika Serikat atau US Federal Aviation Administration (FAA) serta industri penerbangan untuk mengembangkan sistem prosedur dan teknologi baru guna membantu penerbangan AS.
"Kami sangat gembira bahwa melalui kesepakatan kemitraan yang baru ini bersama AirNav Indonesia, MITRE akan mendukung dan berusaha memberikan apa yang menjadi kebutuhan di sektor penerbangan Indonesia," pungkasnya.
Melalui kerja sama ini, The MITRE akan melakukan pembinaan terhadap sumber daya manusia di Airnav Indonesia sebanyak 3.600 pegawai. Di mana saat ini AirNav melakukan program modernisasi alat navigasi penerbangan di Indonesia. Proggram tersebut diluncurkan untuk meningkatkan sistem navigasi penerbangan di Tanah Air dengan jumlah bandara sebanyak 237 tempat.
(dmd)