Analis: Diskon Pajak Deposito Bantu Dongkrak Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menilai, kebijakan diskon pajak bunga deposito yang menjadi salah satu poin dalam paket kebijakan ekonomi September I Presiden Joko Widodo (Jokowi), turut membantu mendongkrak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Dia mengatakan, kebijakan pengurangan pajak bagi eksportir yang menyimpan devisa hasil ekspor (DHE) nya di sistem perbankan Tanah Air telah berhasil membuat spekulan takut dan mundur, hingga pada akhirnya mereka ramai-ramai melepas USD. (Baca: Rupiah Ditutup Ceria Mengakhiri Pekan)
"Kebijakan eksportir yang kalau taro uangnya disini kan akan didiskon pajaknya. Itu buat spekulan takut. Mereka kemarin kan ramai-ramai beli dolar waktu anjlok, nah sekarang profit taking karena takut kebijakan pemerintah bakal membuat rupiah menguat," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Sabtu (10/10/2015). (Baca: Darmin Sempat Waswas Rupiah di Level Rp13.800/USD)
Menurutnya, kebijakan pengurangan pajak ini membuat para eksportir berpikir ulang dan memilih untuk menyimpan dananya di sistem perbankan Indonesia. Pajak bunga deposito di Tanah Air kini dipandang lebih menggiurkan ketimbang di Singapura. (Baca: Rupiah Menuju Kenaikan Mingguan Terbaik Lebih dari Satu Dekade)
"Kan kalau dulu kebijakan pajak ekspornya tinggi dan bikin eksportir lebih memilih taro di Singapura. Nah dengan pajak yang baru ini lebih menarik di Indonesia. Jadi spekulan takut," imbuh dia. (Baca: Menkeu Tebar Insentif Menggiurkan bagi Para Eksportir)
Pada akhirnya, kebijakan yang dikeluarkan Presiden Jokowi awal bulan lalu ini menciptakan aksi panic selling di pasar. "Jadi mungkin eksportir ada kebijakan itu makanya ramai-ramai pada panic sell. Ya jadi penguatan rupiah akan terjadi sampai kepanikan itu reda," tandasnya. (lly)
Baca juga:
Ini Tiga Paket Kebijakan Ekonomi September I Jokowi
Ini Isi Paket Kebijakan Ekonomi September II Jokowi
Ini Isi Lengkap Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi Jilid III
Dia mengatakan, kebijakan pengurangan pajak bagi eksportir yang menyimpan devisa hasil ekspor (DHE) nya di sistem perbankan Tanah Air telah berhasil membuat spekulan takut dan mundur, hingga pada akhirnya mereka ramai-ramai melepas USD. (Baca: Rupiah Ditutup Ceria Mengakhiri Pekan)
"Kebijakan eksportir yang kalau taro uangnya disini kan akan didiskon pajaknya. Itu buat spekulan takut. Mereka kemarin kan ramai-ramai beli dolar waktu anjlok, nah sekarang profit taking karena takut kebijakan pemerintah bakal membuat rupiah menguat," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Sabtu (10/10/2015). (Baca: Darmin Sempat Waswas Rupiah di Level Rp13.800/USD)
Menurutnya, kebijakan pengurangan pajak ini membuat para eksportir berpikir ulang dan memilih untuk menyimpan dananya di sistem perbankan Indonesia. Pajak bunga deposito di Tanah Air kini dipandang lebih menggiurkan ketimbang di Singapura. (Baca: Rupiah Menuju Kenaikan Mingguan Terbaik Lebih dari Satu Dekade)
"Kan kalau dulu kebijakan pajak ekspornya tinggi dan bikin eksportir lebih memilih taro di Singapura. Nah dengan pajak yang baru ini lebih menarik di Indonesia. Jadi spekulan takut," imbuh dia. (Baca: Menkeu Tebar Insentif Menggiurkan bagi Para Eksportir)
Pada akhirnya, kebijakan yang dikeluarkan Presiden Jokowi awal bulan lalu ini menciptakan aksi panic selling di pasar. "Jadi mungkin eksportir ada kebijakan itu makanya ramai-ramai pada panic sell. Ya jadi penguatan rupiah akan terjadi sampai kepanikan itu reda," tandasnya. (lly)
Baca juga:
Ini Tiga Paket Kebijakan Ekonomi September I Jokowi
Ini Isi Paket Kebijakan Ekonomi September II Jokowi
Ini Isi Lengkap Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi Jilid III
(dmd)