Cemas Menanti Kebijakan The Fed, Rupiah Jadi Galau Hari Ini

Selasa, 14 Desember 2021 - 10:19 WIB
loading...
Cemas Menanti Kebijakan...
Nilai mata uang rupiah hari ini dibuka menguat terhadap dolar AS pada perdagangan, Selasa 14 Desember 2021. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai mata uang rupiah hari ini dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan, Selasa (14/12/2021). Pantauan di pasar spot Bloomberg hingga pukul 09:32 WIB, mata uang Garuda turun 16 poin atau -0,11% di harga Rp14.347 per 1 Dolar AS.

Selain rupiah, sebagian besar mata uang negara Asia terpantau bergerak turun terhadap dolar AS, ketika indeks naik 0,09% di level USD96,40. Yen Jepang turun -0,06% di 113,63, Dolar Hong Kong tertekan -0,02% di 7,8028, dan Ringgit Malaysia turun -0,13% di 4,2305. Dolar Taiwan stabil 0,00% di 27,805, Baht Thailand naik 0,03% di 33,370, Peso Filipina terpuruk -0,04% di 50,362, dan Won Korea Selatan menanjak 0,08% di 1.184,66.



Yuan China melemah -0,06% di 6,3670, sementara sisannya menurun seperti Dolar Singapura turun -0,11% di 1,3688, dan dolar Australia anjlok -0,23% di 0,7113. Penurunan rupiah hari ini terjadi saat pasar uang global sedang mencermati pertemuan sejumlah bank sentral, termasuk Federal Reserve.

Harga konsumen Amerika Serikat yang tinggi diperkirakan akan mendorong pasar dan mendongkrak dolar, meskipun kekhawatiran tentang virus corona masih menjadi perhatian investor. Seperti diketahui, pada minggu ini terdapat pertemuan kebijakan bank sentral, dengan enam bank sentral G10 dan sejumlah bank sentral pasar berkembang.

Sedangkan pertemuan paling penting adalah pertemuan dua hari Federal Reserve yang berakhir pada hari Rabu. Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar masih mengharapkan adanya kenaikan suku bunga lebih cepat yang dapat terjadi apabila agenda percepatan pengurangan pembelian aset The Fed dapat dipercepat.



"Investor sekarang mengharapkan Fed untuk memberi sinyal pengurangan pembelian aset yang lebih cepat minggu ini, dan dengan demikian kenaikan suku bunga akan terjadi lebih awal," katanya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1995 seconds (0.1#10.140)